Sementara Malaysia mencapai angka 77,6 persen. Dengan demikian, Indonesia ternyata memiliki tingkat kesenjangan yang sangat tinggi.
Selain itu, harga untuk kuota internet atau jaringan internet berkecepatan tinggi di Indonesia juga bisa dibilang tidak murah.
Sebagai contoh, Provider Telkomsel mematok harga 61.000 Rupiah untuk kapasitas 7GB internet selama 30 hari.
Kemudian provider Indihome yang juga satu perusahaan dengan Telkomsel mematok harga untuk ipaket nternet kecepatan tinggi sebesar 275.000 Rupiah setiap bulannya untuk kecepatan 20Mbps.
Selain karena faktor harga, faktor kecakapan digital juga mempengaruhi mengapa adanya kesenjangan akses internet dan juga material di Indonesia.
Baca Juga: Mobilitas Dibatasi, Pemerintah Perkuat Jaringan Internet saat Nataru
Kecakapan pengunaan internet dan keterampilan pengunaan medium internet bisa mempengaruhi dalam hal pencarian produktif dan non-produktif seperti konten-konten hiburan.
Keterampilan penggunaan medium internet yang terbatas juga bisa memperlambat pembelajaran masyarakat terhadap teknologi-teknologi terbaru yang pada akhirnya menyebabkan masyarakat menjadi gaptek (gagap teknologi).
Sejatinya, keterampilan penggunaan medium internet membutuhkan waktu dan juga bimbingan dari orang-orang yang sudah mahir.
Hal-hal tersebut merupakan pekerjaan rumah pemerintah yang harus segera diselesaikan, karena era industry 4.0 sudah dimulai yang dimana membutuhkan banyak teknologi terbaru dan juga SDM yang mampu mengoperasikannya,
Bisa dibilang pemerintah sudah mengantisipasi hal ini, pada tahun 2019 pemerintah telah berhasil membuat proyek Palapa Ring sebagai proyek infrastruktur jaringan tulang punggung serat optik nasional.
Proyek Palapa Ring dilaporkan telah berhasil menyambungkan 514 Kabupaten/Kota yang artinya dengan proyek ini diharapkan jaringan internet di Indonesia semakin luas dan semua orang bisa menggunakan internet.
Walaupun pandemi sudah mengepung dunia, Indonesia masih berupaya untuk memaksimalkan jaringan internet mereka dengan mengucurkan dana sebesar 17 Triliun Rupiah per tahun untuk membangun layanan internEt 4G di sekitar 9.000 desa hingga tahun 2024.
Untuk masyarakat yang terdampak COVID-19, khususnya kaum pelajar, pemerintah telah memberikan kuota belajar gratis setiap bulan sejak pertengahan tahun 2020.
Baca Juga: Bicara Soal Ekonomi 2022, Sandiaga Uno: Satu Keharusan yaitu Kualitas Jaringan Internet