Makassar, Sonora.ID - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Selatan mencatat pada Februari 2022, provinsi setempat mengalami deflasi sebesar minus 0,04 persen setiap bulanannya.
Presentase tersebut paling banyak dipengaruhi oleh penurunan harga kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang kontribusinya sebesar 0,40 persen.
Kemudian disusul informasi, komunikasi dan jasa keuangan dan kesehatan.
"Itu masing-masing minus 0,05 dan minus 0,02 persen (mtm)," kata kepala BI Sulsel, Causa Iman Karana.
Baca Juga: Februari 2022 Terjadi Penurunan (IHK), Medan Deflasi 0,28 Persen
Dari 5 kota IHK di Sulsel, inflasi tertinggi dialami oleh kabupaten Watampone sebesar 0,15 persen.
Sedangkan deflasi tertinggi dialami oleh Kabupaten Bulukumba, yaitu sebesar minus 0,26 persen.
"Secara tahun kalender, inflasi Sulsel tercatat sebesar 0,53% (ytd)," jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima belum lama ini.
Secara rinci dijelaskan, deflasi yang lebih dalam di bulan ini tertahan oleh inflasi dari Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya;
Rekreasi, Olahraga, dan Budaya; Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin rumah tangga dengan inflasi masing-masing sebesar 0,46%; 0,21%; dan 0,19% (mtm).
Baca Juga: Waspada! Pengamat Sebut Deflasi Bisa Ganggu Stabilitas Ekonomi
Deflasi Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau memiliki andil deflasi sebesar -0,12% yang utamanya dipengaruhi oleh turunnya harga cabai rawit, telur ayam ras, minyak goreng, cabai merah, dan kacang panjang.
Deflasi pada Kelompok Makanan disebabkan oleh masuknya pasokan cabai rawit, cabai merah, dan telur ayam ras yang berlimpah pascapanen.
Penurunan harga minyak goreng utamanya disebabkan oleh Permendag No.6 Tahun 2022 terkait penetapan harga eceran tertinggi minyak goreng sawit dan mulai masuknya pasokan minyak goreng sawit di Sulsel.
Di sisi lain, deflasi Kelompok Makanan lebih dalam tertahan oleh kenaikan harga bawang merah, gula pasir, air kemasan, ikan cakalang, dan tempe.
Causa menyebut untuk menjaga stabilitas harga dan pengendalian inflasi tahun 2022, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulawesi Selatan terus bersinergi menjalankan strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, Keterjangkauan Harga, dan Komunikasi Efektif).
"Upaya pemantauan harga dan operasi pasar khususnya untuk komoditas penyumbang inflasi utama terus dilakukan bersama Satgas Pangan dan Dinas terkait dalam rangka menjaga kestabilan harga pangan maupun komoditas strategis lainnya," tutupnya.
Baca Juga: Harga Telur Ayam Ras Turun, Kalsel Deflasi Selama September 2021