Baca Juga: Peluang Terjadinya Cuaca Ekstrim Masih Ada
Walaupun diakuinya, ada beberapa wilayah yang tergenang cukup lama setelah terjadi hujan. Salah satunya yang paling parah adalah di kawasan Hasan Basry.
Hal itu diakuinya, akibat fungsi drainase yang belum berfungsi dengan optimal. Ditambah lagi inlet atau bukaan dari jalan ke saluran banyak yang tertutup, pasca pembangunan trotoar.
"Setelah trotoar baru saat pembangunan jembatan Sungai Alalak banyak inlet yang tertutup. Mungkin saat pengecoran tidak memperhatikan bukaan-bukaan itu," jelasnya.
Alhasil menurut Thoni, ada beberapa titik trotoar di kawasan tersebut yang terpaksa dijebol oleh pasukan turbo, saat melakukan pembersihan saluran drainase.
Tujuannya, untuk mempercepat turunnya genangan di permukaan jalan ke saluran, yang kerap kali terjadi ketika hujan dengan curah tinggi melanda.
"Terpaksa kita jebol beberapa titik, karena bukaan di trotoar itu tertutup. Kalau untuk di wilayah dalam kota, genangan relatif cepat surut," tuntasnya.
Sebelumnya, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarmasin, Fahrurraji menyebut, curah hujan tinggi bakal terjadi hingga pertengahan bulan depan, sebagaimana prediksi BMKG.
Menurutnya, kondisi ini tidak hanya terjadi di Kota Banjarmasin saja. Namun juga daerah lain di Kalimantan Selatan.
"Makanya, secara umum Kalsel termasuk Kota Banjarmasin masih masuk dalam daftar zona kuning untuk resiko kebencanaan seperti banjir, longsor dan angin puting beliung," ungkapnya.
Baca Juga: Fenomena Hujan Es di Beberapa Wilayah Indonesia Diperkirakan Sampai April, Begini Penjelasan BMKG!