Sonora.ID - Densus 88 atau Detasemen Khusus 88 Anti Teror Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan satuan antiteror milik Kepolisian Negara Republik Indonesia.
Densus 88 ditujukan untuk menghancurkan setiap tindak pidana terorisme di Republik Indonesia.
Pada Jumat (11/3/2022), warganet diramaikan dengan tagar PrayForDokterSunardi di Twitter dengan jumlah lebih dari 20 ribu tweet.
Menurut laman TribunCirebon.com, dokter Sunardi ditembak mati oleh Densus 88 karena diduga ia adalah seorang teroris di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Berikut 5 fakta tentang Sunardi seorang dokter yang ditembak oleh Densus 88.
Baca Juga: Cerita Sedih Sunardi, Uang Yang Dikumpulkannya Rusak Dimakan Rayap
1. Penembakan dokter Sunardi dilakukan saat ia sedang mencoba untuk melarikan diri
Densus 88 menembak mati seorang terduga teroris di Sukoharjo, Jawa Tengah. Ia adalah Sunardi berumur 54 tahun.
Penembakan itu dilakukan pada Rabu (9/2/2022) malam. Penembakan dilakukan karena Sunardi mencoba untuk melarikan diri.
Kala itu, Sunardi mencoba untuk melarikan diri menggunakan mobil pribadinya.
Bahkan, saat mencoba untuk melarikan diri, Sunardi sempat menabrak pagar rumah warga di Kelurahan Sugihan, Kecamatan Bendosari, Sukoharjo hingga rusak.
"Terhadap terduga teroris dilakukan tindakan tegas dan terukur yang mengakibatkan yang bersangkutan meninggal dunia," kata Iqbal saat dihubungi, Kamis (10/2/2022),TribunCirebon.com.
Baca Juga: Terduga Teroris Asal Sragen Ternyata Bekerja sebagai Tukang Potong Rambut di Solo
2. Berdasarkan pengakuan Kepala Biro Penerangan Masyatakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan, Sunardi merupakan bagian dari terorisme
Kepala Biro Penerangan Masyatakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan mengatakan, Sunardi (SU) merupakan jaringan JI.
"Yang bersangkutan juga pernah menjabat sebagai Amir Khidmat. Jabatan adalah deputi dakwah dan informasi dan yang bersangkutan sebagai nasihat Amir JI dan juga penanggung jawab Ilal Ahmar Society," kata Ramadhan dalam konferensi pers virtual, Kamis (10/3/2022).
Kata Ramadhan, petugas terpaksa memberikan tindakan tegas terhadap SU karena melakukan perlawanan saat akan ditangkap.
3. Keluarga Sunardi akan melakukan upaya hukum setelah penembakan Densus 88 kepada Sunardi
Keluarga Sunardi akan melakukan upaya hukum, setelah penangkapan yang mengakibatkan meningalnya SU oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Polri.
"Proses hukum sudah ada yang mendekati kami, cuma belum kami sampaikan kepada pihak keluarga. Dan tidak etis kalau saat ini langsung berbicara hukum," kata perwakilan keluarga, Endro Sudarno, kepada Kompas.com, Kamis (10/3/2022).
Keluarga Sunardi mengupayakan jalur hukum, karena mereka yakin kalau Sunardi tidak tergabung dalam aksi terorisme.
Tidak hanya itu, pihak keluarga juga kecewa dengan sikap Densus 88 yang gegabah dalam menindak seseorang, dalam hal ini Sunardi.
"Yang jelas kita menyayangkan sikap penegakan hukum yang kemudian ada sebuah kekerasan apalagi tembak. Mestinya ada upaya paksa, atau upaya hukum yang sifatnya melumpuhkan. Bukan mematikan," tegas Endro.
Baca Juga: Warga terkejut, Ternyata Begini Sosok Pria Sukoharjo yang Ditangkap Densus 88
4. Dokter Sunardi adalah dokter yang dermawan
Perkawakilan keluarga dokter Sunardi, Endro Sudarno mengatakan kalau Sunardi adalah dokter yang dermawan kepada masyarakat yang membutuhkan.
"Dia dokter yang sering ikut kegiatan sosial, bakti sosial, pengobatan gratis, tanggap bencana. Dan selama ini warga yang kami ketahui juga dia dokter yang sifatnya sosial," jelasnya.
Berdasarkan pemaparan Camat Sukoharjo Havid Danang, Sunardi dikenalnya baik dan aktif berorganisasi.
Kata Havid, ia mengenal Sunardi saat masih menjabat sebagai Lurah Gayam.
5. Ketua RT tempat Sunardi tinggal mengatakan kalau Sunardi dikenal sebagai pribadi yang tertutup dan tidak pernah hadir dalam kegiatan warga
"Sepanjang saya menjabat Ketua RT dari tahun 2019, SU saat saya mengadakan pertemuan-pertemuan kegiatan warga tidak pernah ada, tidak pernah datang tidak pernah sosialisasi," kata Bambang.
Bambang, Ketua RT mengatakan kalau Sunardi bahkan enggan masuk grup WhatsApp RT tempat tinggalnya.
Bahkan, iuran warga pun Sunardi tidak pernah ikut membayarnya.
"Iuran warga setiap bulannya Rp 25.000 juga tidak pernah memberikan," ujarnya.
Pemakaman dokter Sunardi, dilakukan pada pukul 19.00 WIB. Kamis (10/3/2022).
Berdasarkan pantauan Kompas.com, jenazah Sunardi tiba di Desa Gayam, Kecamatan Sukoharjo, Sukoharjo, Jawa Tengah sekitar pukul 16.43 WIB.
Setelah itu, jenazah diberangkatkan dari Rumah Sakit Bhayangkara Semarang pukul 15.00 WIB.
Setiba di rumah duka, Jenazah langsung disambut oleh Keluarga dan para takziah.