Selain itu, Pihaknya juga tidak memungkiri jika saat ini jumlah kunjungan wisman masih diangka ratusan.
Kendati demikian semua ini masih dalam proses awal, sehingga ke depan dipastikan tingkat kunjungan sesuai dengan yang diharapkan.
"Bertahap, pasti akan bertambah. Kita lihat juga tren kasusnya, semoga kasus semakin membaik. Jadi ini merupakan angin segar bagi pariwisata Bali," ucapnya.
Disinggung bagaimana tanggapan beberapa manajemen hotel terkait kebijakan peniadaan karantina, pihaknya mengaku sangat mengapresiasi.
Baca Juga: Wisman Masuk Bali Tanpa Karantina dan Pemberlakuan VoA Bagi 23 Negara Diapresiasi PHRI Badung
Bahkan wisatawan yang datang, wajib menginap di hotel yang memiliki sertifikat Clean Health, Safety, Environment (CHSE), sehingga kasus COVID-19 bisa terkontrol.
"Jadi saat tiba di Bali tetap dilakukan Swab PCR dan hasilnya akan diberikan di hotel. Saat hasilnya negatif maka boleh bepergian ke destinasi yang ada.
Begitu sebaliknya jika positif maka akan dilakukan isolasi di tempat wisatawan menginap," terangnya.
Sejauh ini, satgas covid-19 akan terus berkoordinasi dengan manajemen hotel, begitu sebaliknya sehingga jika ada kasus positif bisa ditangani dengan baik.
"Makanya hotel harus memiliki sertifikat CHSE. Dalam penerimaan wisman, manajemen tetap melakukan penandatanganan integritas dengan memberikan pelayanan sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Selain itu, wisatawan juga menaati aturan tersebut, seperti jika positif harus isolasi dan tidak boleh keluar kamar," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, pemberlakukan bebas karantina bagi PPLN bagi WNI dan WNA dari sejumlah negara ke Bali disebut-sebut sangat menguntungkan pariwisata di Bali.
Pasalnya jumlah kunjungan wisatawan akan semakin meningkat, dan tentu akan mempengaruhi tingkat hunian hotel.