Rasa saling menghargai tentu dibutuhkan bagi ayah dan ibu dalam membagi peran sebagai orangtua.
Antara suami dan istri juga harus saling mengerti dalam menjalankan perannya masing-masing.
Misalnya jika ibu yang menjaga anak dari ayah berangkat kerja sampai pulang kerja, maka setelah pulang kerja ayah bisa mendampingi anak untuk sekadar bermain bersama.
Pola mengasuh anak seharusnya sudah dibicarakan jauh sebelum anak lahir atau saat istri mengandung.
Ketika anak lahir, semua yang direncanakan tinggal dipraktikkan.
Baca Juga: Ciri-ciri Fisik yang Diturunkan oleh Orang Tua pada Anak, Lebih Mirip Ayah Atau Ibu?
Sosok pelindung dan role model
Ayah dijadikan sebagai sosok pelindung bagi anak dan keluarganya, diharapkan bisa memberikan rasa aman secara fisik, emosional, maupun spiritual.
Ayah bisa membangun rasa percaya diri pada anak atau mengajarkan prinsip dan nilai dasar di masyarakat.
Ayah bisa menjadi sosok role model bagi anak ketika ia tumbuh besar nanti.
Contohnya, anak akan berkeinginan menjadi figur ayah yang sama seperti orangtuanya dahulu.
Anak tidak akan berkata kasar kepada orang lain, karena ia melihat ayahnya yang selalu berbicara lembut pada ibunya.
Menjadi seorang teman
Meski perbedaan usia yang terpaut jauh, ayah masih bisa menjadi seorang teman bagi anaknya.
Hal itu dilakukan agar tidak ada gap antara ayah dengan anak, misalnya ayah bisa menemani anak belajar naik sepeda dan aktivitas outdoor lainnya.
Anak akan merasa dekat dengan orangtua ketika mereka bisa bercanda bersama.
Ikatan emosi positif akan terbangun ketika anak merasa memiliki momen membahagiakan bersama orangtua.
Simak obrolan seru lainnya seputar parenting, dan isu-isu yang cocok untuk pasangan suami istri maupun yang sedang mempersiapkan pernikahan, hanya di siniar Obrolan Meja Makan.
Episode “Mematahkan Stigma Ayah dalam Keluarga” juga bisa Anda dengarkan melalui tautan berikut https://dik.si/omm_stigma di Spotify.