Sonora.ID - Nama Karin Novilda atau yang akrab disapa Awkarin memang menjadi nama yang tak asing di telinga masyarakat Indonesia, dengan kasusnya di masa lalu dan karya-karyanya di masa kini yang melambungkan namanya.
Meski berangkat dari hal yang tidak dibanggakannya, Karin Novilda bisa mengubah itu semua menjadi hal baik, dengan memiliki usaha di usia muda.
Seperti diketahui, namanya menjadi trending setelah cuitannya di Twitter menjadi sorotan banyak pihak.
Dalam cuitannya ia seakan menyesal ‘balikan’ dengan mantannya, Gangga Kusuma, yang pada hari ulang tahunnya di Bulan September 2021 yang lalu, melamarnya untuk menjadi pasangan hidup Gangga.
Menerima lamaran tersebut, Karin pun kerap membagikan perjalanannya mempersiapkan hari bahagia itu.
Namun, dengan cuitan tersebut, terlihat bahwa Karin merasa di-prank dengan lamaran yang diajukan oleh sang mantan kekasih yang pada saat itu sudah kembali menjadi kekasihnya.
Menghilang di Instagram, media sosial yang biasa digunakannya untuk berbagi kegiatan sehari-hari, pada Minggu, 13 Maret 2022 Karin kembali ke Instagram dengan beberapa video Instastory yang dibagikannya.
Dalam video tersebut, terlihat cuplikan film yang sedang ditonton dan video endorse.
Karin menjadi sorotan sesaat setelah dirinya ‘menghilang’ dari Instagram dan membuat cuitan di Twitter.
Baca Juga: Awkarin dan Gangga Putus Lagi? Awkarin: 'Gak Usah Ngepost Dilamar, Bisa Jadi Itu Cuma Prank'
Hal-hal semacam ini tidak hanya terjadi pada Karin, berikut ini adalah risiko oversharing di media sosial.
Risiko di-bully
Bukan hal baru jika terjadi perundungan di media sosial orang ternama, pasalnya tak sedikit mengguna media sosial yang belum melengkapi dirinya dengan literasi digital dan kebijakan menggunakan media sosial.
Risiko perundungan pun kerap semakin tinggi ketika seseorang semakin banyak berbagi di media sosialnya, karena tidak semua netizen setuju dengan apa yang dibagikan tersebut.
Risiko kejahatan cyber
Mengunggah data pribadi disertai tanggal yang detail di media sosial secara berlebihan, bisa mengundang kejahatan internet atau cyber crime.
Semua informasi bisa disalahgunakan untuk hal-hal berbau kejahatan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
Asumsi publik
Akibat kerap membagikan kehidupan pribadi, publik seakan mengenal dengan baik sosok public figure tersebut, sehingga ketika terjadi hal-hal tertentu publik pun mudah untuk membangun asumsinya sendiri.
Baca Juga: Cerita Karin Novilda alias Awkarin, Ubah Phobia jadi Hobi, Inspiratif!
Inilah yang biasanya menjadi gosip.
Padahal, orang yang bersangkutan tidak memberikan statement resmi terkait dengan hal yang sudah menjadi gosip di masyarakat.
Hal ini yang saat ini terjadi pada Karin Novilda, berbagai asumsi publik muncul akibat posting-an yang dibuatnya, khususnya beberapa waktu lalu di Twitter, yang kemudian cuitan itu dihapusnya.