Misalnya, ketika panik karena harus berbicara di depan umum, akan menjalani wawancara kerja, dan jenis situasi menegangkan lainnya.
Pertanda gangguan kesehatan mental tertentu
Menggigit kuku mungkin terkait dengan gangguan obsesif-kompulsif – ketika orang merasakan dorongan untuk melakukan sesuatu berulang kali, seperti misalnya, mencungkil kuku mereka.
Namun, tidak semua orang dengan kondisi mental seperti ini menggigit kuku, dan ini seringkali merupakan kebiasaan jangka panjang yang sulit diatasi.
Berprestasi tinggi
Penggigit kuku sering kali adalah orang yang berprestasi tinggi yang menetapkan harapan besar untuk diri mereka sendiri.
Ketika mereka tidak dapat mencapai tujuannya, mereka sering merasa kecewa dan malu pada diri sendiri.
Sealin itu, menggigit kuku bisa membuat sebagian orang merasa lebih baik dari rasa gugup untuk sementara waktu.
Baca Juga: 8 Cara Cepat Menenangkan Pikiran saat Stres, Cuma Butuh 15 Menit
Trauma masa kecil
Terkadang kebiasaan menggigit kuku bisa dimulai dari masa kanak-kanak.
Kebiasaan menggigit kuku untuk mengatasi stres dan tekanan di rumah atau sekolah.
Karena masih kecil, dan tidak benar-benar memiliki banyak kekuatan untuk menangani pengalaman negatif yang menghampiri, jadi menggigit kuku berfungsi sebagai mekanisme koping.
Kebiasaan menggigit kuku biasanya dimulai pada usia 5 atau 6 tahun, dan anak laki-laki lebih cenderung memiliki kebiasaan ini daripada anak perempuan.
Ketika anak-anak secara bertahap melangkah ke masa dewasa, mereka merasa sulit untuk melepaskan kebiasaan ini, tidak peduli seberapa keras mereka mencoba.
Bayangan pengalaman masa kecil mereka, stres, trauma, dan kecemasan tetap bersama mereka hingga dewasa dan membuat mereka lebih sulit untuk melepaskan kebiasaan kompulsif ini.
Kecenderungan menyakiti diri sendiri
Menggigit kuku secara berlebihan dapat menyebabkan luka yang dalam pada jari. Ujung kuku Anda akan terbuka dan membuat Anda rentan terhadap infeksi serius.
Namun, ketika kebiasaan menggigit kuku menjadi terlalu berlebihan dan mulai menyebabkan kerugian nyata bagi Anda, tindakan tersebut dengan cepat masuk ke dalam kategori kekerasan yang dilakukan sendiri atau melukai diri sendiri.
Jika kebiasaan ini tidak diobati atau dikendalikan pada waktu yang tepat, dapat menyebabkan konsekuensi serius seperti robeknya kulit pada jari, dan bahkan amputasi jari.
Baca Juga: 9 Kebiasaan yang Ternyata Bikin Kita Disayang dan Dijaga oleh Malaikat