Makassar, Sonora.ID - Namanya Ghazy, perawakannya besar, usia masih cukup muda dan keberaniannya dalam memutuskan langkah bisnisnya patut diacungi jempol.
Ghazy dulunya adalah seorang designer interior. Lompatan bisnis yang dilakukannya terbilang cukup berani.
Saat ini Ghazy memilih menekuni usaha kuliner yakni dengan berjualan bubur.
Menurutnya, pasar penikmat bubur di Makassar sudah terbentuk, sehingga relatif lebih mudah.
Dirinya lebih berfokus pada pengemasan bubur dan tampilan jualannya yang dipublikasikan melalui media sosial.
Meski awalnya sempat tidak percaya dengan medsos, namun sejauh ini hal itu telah banyak membantunya dalam memasarkan usaha buburnya.
Di bidang usaha kuliner, sebelumnya Ghazy pernah juga berjualan kopi, nasi goreng. Hanya saja usaha tersebut merugi. Akhirnya pilihannya adalah menjual bubur.
Hal itu juga berangkat dari keinginannya menikmati bubur dengan rasa yang berbeda pada umumnya.
Dengan modal awal sekitar 10 sampai 15 juta, Ghazy pun mantap berjualan bubur dengan nama Hakada Bubur.
Baca Juga: Dalam Sidang, Zarindah Ungkap Fakta Osos Adalah Investor Bodong
Sejauh ini Ghazy bisa menjual hingga 200 porsi bubur setiap harinya dengan biaya operasional 3 sampai 4 juta per hari untuk biaya membeli bahan.
Usaha bubur Hakada milik Ghazy ini berusia belum genap setahun. Namun dirinya mengaku keuntungan tiap harinya bisa mencapai 2-3 juta per hari.
Menurutnya hal itu tak lepas dari pemilihan lokasi berjualan yang dianggapnya cukup strategis.
“Sebelum memulai usaha, ya kita memang harus survey lokasi dulu paling utama, termasuk juga segmen apa yang mau disasar, kebetulan di sekitar lokasi jualan saya ada perkantoran.”
Dengan mengutamakan kepuasan pelanggan, kecepatan dan keramahan dalam melayani semua pelanggan, Ghazy optimis usahanya akan meraup untung terus.
Formula yang diciptakannya menjadikan usaha jual bubur yang ditekuninya minim resiko. Daya tahan bubur Hakada ini bisa bertahan hingga tiga hari.
Selain itu Ghazy meyakini rasa dari bubur jualannya berbeda karena menggunakan bahan bahan pilihan dan fresh.
Bahkan dirinya bisa langsung turun ke pasar untuk memilih sendiri bahan yang digunakan.
“Rasa kaldunya beda, saya menggunakan ayam kampung, demikian juga telurnya, kemudian ada cakwe dan baru rasa buburnya, Pungkas Ghazy.’’
Baca Juga: Kisah Pengajar Banting Setir Bisnis Lemper Bakar, Ini Hasilnya