Sonora.ID – Orangtua memiliki tanggung jawab yang besar dalam mendidik, merawat dan membesarkan anak-anaknya.
Itulah sebabnya, Allah SWT mempercayakan momongan kepada pasangan suami istri yang dianggap siap dan mampu untuk mengemban tugas tersebut.
Makanya, Allah SWT sangat membenci anak-anak yang durhaka kepada orangtuanya.
Kalian mungkin pernah mendengar kalimat, “ridho Allah berasal dari ridho orangtua.”
Artinya mau sepintar atau sehebat apapun seorang anak kelak, tanpa restu orangtua mustahil bagi mereka akan sukses dan mendapatkan kebahagiaan di dunia ataupun di akhirat.
Baca Juga: Naudzubillah Min Dzalik! 7 Dosa Suami Pada Istri yang Sering Diabaikan
Namun, orangtua juga manusia biasa yang bisa keliru dan berbuat salah. Hanya karena Anda melahirkan dan membesarka anak bukan berarti semua tindakan keliru yang dilakukan orangtua dianggap benar.
Sayangnya, ada beberapa perilaku orangtua yang dianggap dosa kepada anak di mata Allah SWT.
Alasannya karena perilaku keliru tersebut, anak berisiko terjerumus dalam jalan yang salah dan berbuat dosa.
Semoga kita tidak termasuk dalam golongan orangtua yang dibenci Allah SWT, ya Bunda dan Ayah.
Untuk menambah wawasan, simak 8 dosa orangtua pada anak yang paling dibenci Allah SWT.
Berdoa yang buruk pada anak
Allah SWT akan murka pada orang tua yang tak bisa menjaga ucapan doa mereka pada anak. Mendoakan hal-hal buruk untuk anak merupakan dosa besar.
Perbuatan ini kerap dilakukan pada saat emosi. Padahal Rasulullah SAW mengingatkan: berkatalah yang baik atau diam.
Syekh Ali Jaber, seorang pendakwah dan ulama asal Madinah, mengatakan, jika doa buruk orang tua pada anak dikabulkan, maka orang tua sendiri yang akan menyesalinya.
Menelantarkan anak
Memiliki anak bukan sekadar melahirkan dan menyusui saja. Banyak keperluan mereka yang harus dipenuhi orangtuanya.
Terutama saat mereka masih kecil dan belum bisa menolong dirinya sendiri.
Salah satu dosa orangtua terhadap anak adalah menelantarkan anak. Seperti yang diungkapkan dalam hadist HR Abu Daud dan Nasa'i:
"Seseorang dikatakan telah cukup berbuat dosa bila mana menelantarkan orang-orang yang menjadi tanggungannya"
Apa saja hal yang dianggap menelantarkan anak? Banyak sekali, bahkan beberapa dianggap hal sepele.
Tidak memberikan kebutuhan anak sesuai dengan perkembangannya. Seperti contoh, membiarkan anak terlalu banyak bermain gadget dan tidak menstimulasinya sesuai umur.
Atau, memberikan makanan seadanya dengan alasan Mama tak ada waktu, malas memasak, atau tidak sempat mencari makanan sehat.
Jika anak sakit, matanya sudah minus, atau ada gangguan dalam perkembangannya karena ditelantarkan orangtua, maka itu menjadi dosa Mama dan Papa.
Begitu juga kebutuhan kasih sayang anak. Tidak cukup memberikan perhatian dan kasih sayang karena alasan sibuk juga dianggap menelantarkan anak.
Baca Juga: 3 Nilai Penting yang Anak Laki-Laki Bisa Pelajari dari Sosok Ibu
Melarang anak tanpa sebab
Sudah menjadi kewajiban orangtua untuk melarang anak melakukan hal-hal berbahaya atau merugikan dirinya.
Namun bukan larangan itulah yang jadi penyebab dosa orangtua, melainkan tidak memberikan informasi alasan mengapa mereka dilarang melakukan hal tersebut yang bisa menjadi dosa orangtua.
Syekh Ali Jaber mengatakan kalau orang tua ingin melarang anak sesuatu, jelaskan dengan benar mengenai alasannya.
Misalnya: “Nak, tutup auratmu. Karena itu perintah Allah SWT dan akan menjagamu dari gangguan laki-laki yang tidak baik.”
“Ingat, Allah pantau perasaan anak saat itu. Banyak hal yang perlu kita perbaiki. Kalau kita ingin mengharapkan anak soleh atau soleha, ada contoh ucapan yang baik dari kita sebagai orang tua,” kata Syekh Ali Jaber.
Bersikap Kasar
Bersikap kasar pada anak adalah salah satu dosa orang tua kepada anak yang paling dibenci oleh Allah SWT.
Saat menemukan perilaku anak yang tidak disukai, jangan tunjukkan sikap kasar tapi hendaknya nasehatilah dengan lembut dan tetap dengan penuh kasih sayang.
Sebab, Rasulullah SAW juga melarang berperilaku kasar pada anak apalagi sampai menghina dengan sebutan yang buruk dan memanggil nama yang tidak sesuai dengan nama anak tersebut. Bisa jadi hal tersebut membuat anak terluka dan
Pilih Kasih
Orang tua yang memiliki anak lebih dari satu sangat tidak dianjurkan untuk menunjukkan rasa pilih kasih.
Maksudnya, tidak diperbolehkan menunjukkan rasa kasihsayang berlebih hanya pada satu atau beberapa orang dengan tidak memberi perhatian yang sama pada yang lainnya.
Ini termasuk dosa orang tua terhadap anak yang besar, karena dapat menyebabkan kecemburuan pada anak.
Padahal, Rasulullah SAW saja memerintahkan untuk berlaku adil, apalagi pada anak. Ini juga bisa berpotensi putusnya tali silaturahmi antar sesama anak.
Baca Juga: Paket Lengkap! Ini 7 Rahasia Membesarkan Anak yang Bahagia dan Sukses
Membanding-bandingkan
Meski terkesan sepele, nyatanya membandingkan anak termasuk dosa orang tua terhadap anak.
Sebab, tidak ada seorang pun yang ingin dibandingkan, baik dengan saudaranya sendiri bahkan jika harus dibandingkan dengan orang lain.
Kebiasaan tersebut akan menimbulkan perasaan rendah diri pada anak. Dirinya akan tumbuh menjadi orang yang tidak percaya diri dan merasa tidak mampu melakukan sesuatu.
Padahal, tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama, bahkan pada anak kembar sekali pun.
Membongkar aib anak
Orang tua yang membongkar aib anak di depan orang lain berarti telah berbuat dosa pada anak mereka.
Karena ini juga akan menghancurkan rasa percaya diri anak. Dan Allah SWT murka terhadap orang tua yang seperti ini.
Misalnya, “Ini lho, anakku. Sudah besar masih juga ngompol. Malu-maluin aja ih.”
“Apalagi jika ucapan itu sampai di telinga teman-temannya, maka anak akan menjadi bahan ledekan ,” kata Syekh Ali Jaber.
Tidak Memberi Pendidikan
Salah satu tanggung jawab orang tua kepada anak adalah memberikan pendidikan yang layak.
Sebab, anak harus tumbuh dengan mendapatkan baik sebagai bentuk kasih sayang orang tua kepada anak.
Tidak melulu memenuhi keinginan fisik, kebutuhan otak dan hatinya pun harus diperhatikan.
Memberikan pendidikan juga tidak dibatasi dengan memasukannya ke sekolah. Saat berada di rumah pun, orang tua harus memberi contoh dan belajar bersama meski merasa sangat sibuk.
Dengan memberi pendidikan yang layak, orang tua telah bertanggung jawab mempersiapkan masa depan anak.
Baca Juga: Bibit Unggul, Ini Ciri Anak Jenius Punya Kecerdasan di Atas Rata-Rata