Lalu, Bejana Nusantara ini kemudian diletakkan dekat titik nol IKN Nusantara yang menjadi simbol titik awal pembangunan IKN Nusantara.
"Kendi itu kan yang bikin seolah-olah airnya masih berada di alam. Seolah-olah airnya masih alami. Alami ini kemudian dialirkan," ucap Irfan.
Baca Juga: Presiden Jokowi Apresiasi Migas Corner Sebagai Wadah Pembelajaran Pekerja Industri Hulu Migas.
Berdasarkan penuturan Yayasan Langgar, dalam Ritual Kendi Nusantara air dan tanah hanyalah sebuah simbol.
Menurut budaya Jawa, kata Irfan, simbol air sebagai sumber kehidupan biasa dilengkapi dengan cara pengucuran dari kendi.
"Dan bukan hanya dilakukan Pak Jokowi. Semua orang Jawa lama pasti melakukan. Itu kayak nalar pengetahuan lama. Kayak krentek (hasrat) hati, doa, yang kemudian diwujudkan lewat simbol," jelas dia.
Terkait dengan ritual Kendi Nusantara, Kepala Sekretariat Presiden, Heru Budi Hartono mengungkapkan kalau hal tersebut merupakan simbol pemersatuan 34 provinsi di Indonesia menjadi satu Tanah Air.
Simbol itu terwujud dengan prosesi penyatuan tanah dan air yang dibawa oleh para gubernur dari daerahnya masing-masing.
Pengamat politik mengatakan kalau keputusan Jokowi termasuk dalam politik klenik
Menurut pengamat politik dari Universitas Negeri Jakarta Ubedilah Badrun kepada Kompas.com, Minggu (13/3/2022) keputusan Jokowi itu termasuk dalam politik klenik.
"Praktek semacam itu dalam terminologi sosiologi budaya dan sosiologi politik bisa dikatagorikan sebagai politik klenik. Suatu praktik politik mengimplementasikan kemauan penguasa (IKN) berdasar imajinasi irasionalitasnya yang meyakini semacam adanya mistisisme tertentu," kata Ubedilah.
Berdasarkan pemaparan Ubedilah, praktik mengisi Kendi Nusantara dan membawa tanah dan air dari seluruh provinsi adalah sesuatu yang mengada-ada tetapi diyakini sebagai sebuah hal yang mengandung pesan mistik.
Bahkan, Ubedilah mengatakan kalau politik klenik menunjukkan kemunduran peradaban politik.
"Politik klenik itu menunjukkan suatu kemunduran peradaban politik. Praktik itu bertentangan dengan rasionalitas masyarakat modern.
Sebab politik modern yang menghadirkan pemerintahan modern meniscayakan syarat rasionalitas dalam seluruh implementasi kebijakannya.
Membawa kendi berisi air dan tanah dari 34 provinsi itu sesuatu yang irasional," ucap Ubedilah.
Baca Juga: Dilantik Presiden Jokowi, Andi Sudirman Sulaiman jadi Gubernur Termuda di Indonesia