3. Solidaritas dan Kemitraan
Pandemi COVID-19 telah menyadarkan semua negara, terutama tentang perlunya membangun kembali sistem pendidikan yang tangguh.
Dukungan untuk komunitas belajar selama pandemi sebagian besar dibangun di atas solidaritas.
Pendekatan lintas sektoral dan kemitraan antara pemerintah, organisasi internasional, masyarakat sipil, sektor swasta, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya dapat mempercepat upaya pembangunan kembali sektor pendidikan pascapandemi.
4. Masa Depan Pekerjaan Pasca COVID-19
Sifat pekerjaan telah mengalami perubahan mendasar, bahkan sebelum pandemi COVID-19. Internet dan teknologi digital menghubungkan orang-orang di seluruh dunia.
Dikombinasikan dengan kemajuan teknologi digital, hiperkonektivitas yang ada telah menciptakan bentuk baru kerja jarak jauh dan kolaborasi.
Selain itu, kemajuan dalam artificial intelligence dan ilmu-ilmu lainnya, bersama dengan ketersediaan data dalam jumlah besar juga telah menyebabkan otomatisasi pekerjaan. Perubahan ini pada akhirnya membuat beberapa pekerjaan menjadi usang.
Baca Juga: Melalui KTT G20, Presiden Jokowi Ajak Negara Maju untuk Membangun Kesehatan Global Kembali
Keempatnya disampaikan Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kemendikbudristek Iwan Syahril, selaku Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20 (Chair of Education Working Group), dalam pertemuan pertama G20 EdWG 2022 yang berlangsung di Yogyakarta, Selasa (15/3).
Gotong royong, dikatakan Iwan, memang merupakan semangat utama Presidensi G20 Indonesia.
Entitas dan nilai luhur budaya bangsa Indonesia tersebut juga tercermin dalam tema besar yang diangkat, yakni “Recover Together, Recover Stronger” atau “Pulih Bersama”.
“Pandemi COVID-19 mendorong adanya perubahan dan inovasi dalam berbagai sektor kehidupan, termasuk sistem pendidikan. Tidak hanya di Indonesia, melainkan di seluruh dunia,” tutur Iwan.
Ia menegaskan, guna menuntaskan masalah serta melahirkan solusi yang tepat sekaligus inovatif di bidang pendidikan dan kebudayaan dalam skala global, langkah kerja bersama harus dijalankan.
Baca Juga: Upaya Kolaborasi Media menuju G20 Business Summit, Ketua KADIN: Ini Penting!
Untuk itu, sebagai bentuk pengejawantahannya, dalam Presidensi G20 Indonesia mengajak dunia saling bahu-membahu, saling dukung, untuk pulih bersama, tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan dalam hal pendidikan dan kebudayaan.
Ajakan ini dipaparkan dalam bentuk empat agenda prioritas yang akan diangkat Indonesia dalam berbagai pertemuan Kelompok Kerja Pendidikan G20 antara lain Pendidikan Berkualitas untuk Semua, Teknologi Digital dalam Pendidikan, Solidaritas dan Kemitraan, serta Masa Depan Dunia Kerja Pasca COVID-19.
“Pesan kuncinya adalah gotong royong, kerja sama. Karena itu, melalui Kelompok Kerja Pendidikan G20, Indonesia mengajak para negara anggota G20 untuk bergotong royong mendiskusikan upaya bagaimana menghadirkan sistem pendidikan yang berkualitas, dengan empat agenda prioritas yang kita angkat,” papar Iwan.
Kemendikbudristek RI selaku pemimpin Kelompok Kerja Pendidikan G20, mendorong negara-negara anggota G20 untuk berbagi pengalaman, tantangan, dan saran, serta mencari solusi untuk kebaikan bersama.
”Kita percaya, dengan kolaborasi yang baik, realisasi hasil diskusi ini nantinya akan memberikan dampak signifikan dalam sistem pendidikan di dunia,” tegas Iwan.
Baca Juga: Pimpin Jalannya JFHTF Negara G20, Kemenkes dan Kemenkeu Tekankan Kerja Sama secara Kolosal