Tapi aku ada gol, jangan halangi gawang aku/
Ramal aku, terawang aku seperti uang palsu”
Pada verse kedua, Laze mengingatkan para pendengar untuk “tak lupa, bahagia hak-kau, macam makan dimsum/Jangan biarkan itu direbut/Bagai film lama, mereka cari re-boot”, kali ini bermain pada mode bertahan setelah pada verse pertama mengawali lagu dengan posisi siap menyerang.
Perjuangan keras penuh usaha terus menjadi nuansa yang mengiringi trek dinamis ini, sambil sesekali menyentil sadar orang-orang yang “tertidur di pantai/mimpi jadi taipan” untuk kembali hidup di dunia nyata.
Konsistensi Laze dalam berbicara tentang tema-tema seputar perjuangan hidup, kerja, status, dan makna hidup di kota besar sebenarnya merupakan buah dari pengalamannya sendiri.
Hadir sebagai kritik dan refleksi diri sekaligus sosial, lagu ini membawa makna yang lebih dalam tentang kebahagiaan yang sesungguhnya.
Bicara tentang simulasi sambil memperkenalkan trek terbarunya ini di laman Instagram pribadinya, Laze melantunkan teaser anthemic yang membawa pesan: “The main goal is to make wealth not to fake wealth”.
Baca Juga: Gandeng Laze, Rayi Rilis Single Terbaru Berjudul 'Lagi?'
Secara sadar, Laze menyadari bahwa aspirasi dan imajinasi kelas menengah sering berujung pada usaha-usaha untuk hidup dalam simulasi, dan bahwa yang penting adalah memastikan tercapainya kebahagiaan dan kemakmuran yang sesungguhnya.
Meski begitu, lagu ini dengan akurat merepresentasikan situasi kontradiktif dalam realitas kelas menengah, yang juga merupakan realitas sehari-hari bagi Laze.
Walau menyadari pentingnya untuk “jangan percaya yang kau lihat/itu satu tips”, Laze tetap mengakui nikmatnya menghidupi simulasi bak raja-raja.
Single terbaru Laze ini seakan mengatakan bahwa hidup dalam simulasi bukanlah sekadar eskapisme, namun merupakan alat survival dan self-rewarding bagi individu-individu yang lelah.
Pada akhirnya, Laze ingin menyampaikan bahwa semua orang punya hak untuk merasa bahagia, dan bahwa bahagia adalah konsep yang relatif.
“Gue ngerasa nggak adil kalau yang bisa seneng, hidupnya enak dan bisa cicipin kemewahan, cuma yang banyak duit aja. Kemewahan bisa jadi sederhana dan semua orang berhak bahagia, seneng seneng sesuai kemampuan masing masing,” tambahnya.
Kejujuran pada diri sendiri, kejujuran tentang identitas diri, dan kejujuran menjalankan perkataan dan perbuatan, adalah makna dari realness yang bagi Laze akan membawa kita pada kebahagiaan.
“Simulasi Harta Takhta” dirilis menyusul single “Tempat Pulang” yang rilis bulan lalu bersama duo kakak-adik Livingroom.
Setelah merilis album Puncak Janggal di tahun 2020 yang diikuti dengan penampilan live berjudul Panggung Janggal tahun lalu, musisi dengan 4 nominasi Anugerah Musik Indonesia ini konsisten menghasilkan karya dan nada yang relevan, hidup, dan mudah dinikmati oleh para penikmat musik hip-hop maupun pop di Indonesia.
Dengan sederet karya yang fresh dan kolaborasi lampau bersama musisi-musisi lainnya seperti Ariel Nayaka, Hindia, Noise from Under, BAP., dan Petra Sihombing, Laze membuktikan dirinya sebagai salah satu nama yang paling signifikan dalam perkembangan industri hip-hop Indonesia saat ini.