"Saya panggil tetangga untuk bakar sate, karena dipesan H-4. Akhirnya saya membuka lapangan kerja untuk orang sekitar saya," kenangnya.
Baca Juga: Kolaborasi Bisnis Untuk Ciptakan Wirausaha Muda
Meski punya pasar, namun bisnis makanannya itu harus berhenti di tengah jalan. Dudu mengakui bahwa proses yang ia jalani tersebut bagian dari pembelajaran. Sehingga dirinya tidak mau terlalu larut dalam kegagalan. Beruntung,
keuntungan dari bisnis sebelumnya digunakan Dudu untuk memulai bisnis lainnya yakni ayam geprek.
"Saya percaya bahwa keuntungan tidak harus dihabisi langsung, saya berinvestasi dengan menjadikannya modal awal untuk bisnis selanjutnya," ungkapnya.
Bisnis ayam geprek yang dirintisnya itu pun bertahan hingga sekarang. Tak sampai di situ, bisnis makanan baru yang dirintis Dudu yakni roti Taobun, mendapat respon sangat baik dari masyarakat.
Bahkan, ia berhasil membuat kafe yang diperuntukkan bagi penggemar roti Taobun miliknya.
Menurut Dudu, selama ini ia berprinsip, rumus pasti memulai usaha adalah harus gagal. Saat mengalami kegagalan, dirinya justru mengambil sudut pandang positif.
Pertama adalah, ajang belajar, dirinya punya pengalaman, dan ketiga pasti akan lebih berhati-hati.
"Usaha perlu gagal. usah jika tidak gagal maka belum disebut usaha. Ketika saya gagal, saya berpikir bahwa kegagalan itu adalah proses belajar," pungkasnya.
Baca Juga: Jual Bubur, Rejeki Subur! Begini Kisah Pengusaha Muda Bisnis Kuliner