Makassar, Sonora.ID - Menjadi wirausaha di usia muda menjadi impian banyak orang. Namun ternyata prosesnya tak semudah dibayangkan.
Hal itu dirasakan Dudu Sadoro, salah seorang wirausaha muda asal Kota Makassar. Saat ini, Dudu sapaan akrabnya, memiliki banyak bisnis yang terbilang cukup sukses. Mulai dari bisnis yang bergerak di bidang Food & Beverage (F&B), kafe, barber, hingga event organizer (EO).
Lewat program Senin Inspirasi, Dudu berbagi kisah suksesnya kepada pendengar dan pemirsa Smartfm Makassar.
Dudu mengatakan, ia mengawali karir profesionalnya di dunia event organizer. Karena sewaktu kuliah, ia mengambil jurusan komunikasi.
"Jadi kru-kru, ikut sama orang EO sebelum akhirnya memutuskan membuat EO sendiri," ujar Dudu saat hadir di studio Smartfm Makassar, belum lama ini.
Sewaktu jadi kru EO, Dudu mulai mencoba berjualan makanan. Alasannya agar ia bisa membayar uang kuliah.
Makanan yang dijualnya kala itu beragam mengikuti tren pasar. Seperti biskuit goreng, sate taichan dan nasi kuning.
"Jadi sebenarnya di EO penghasilan tidak pasti, karena bergantung adanya event. Saya mikir bagaimana agar penghasilan saya tiap bulan ada untuk menutupi pengeluaran. Makanya saya memulai bisnis F&B tersebut," ucap Dudu.
Ia bercerita, sate taichan buatannya pernah dipesan oleh Gubernur Sulsel dua periode, Syahrul Yasin Limpo yang kini menjabat Menteri Pertanian RI.
Tak tanggung-tanggung, saat itu, Syahrul Yasin Limpo, memesan 17 ribu tusuk sate untuk disantap oleh masyarakat pada perayaan 17 Agustus Kemerdekaan Indonesia di Rumah Jabatannya sewaktu masih menjabat Gubernur Sulsel.
"Saya panggil tetangga untuk bakar sate, karena dipesan H-4. Akhirnya saya membuka lapangan kerja untuk orang sekitar saya," kenangnya.
Baca Juga: Kolaborasi Bisnis Untuk Ciptakan Wirausaha Muda
Meski punya pasar, namun bisnis makanannya itu harus berhenti di tengah jalan. Dudu mengakui bahwa proses yang ia jalani tersebut bagian dari pembelajaran. Sehingga dirinya tidak mau terlalu larut dalam kegagalan. Beruntung,
keuntungan dari bisnis sebelumnya digunakan Dudu untuk memulai bisnis lainnya yakni ayam geprek.
"Saya percaya bahwa keuntungan tidak harus dihabisi langsung, saya berinvestasi dengan menjadikannya modal awal untuk bisnis selanjutnya," ungkapnya.
Bisnis ayam geprek yang dirintisnya itu pun bertahan hingga sekarang. Tak sampai di situ, bisnis makanan baru yang dirintis Dudu yakni roti Taobun, mendapat respon sangat baik dari masyarakat.
Bahkan, ia berhasil membuat kafe yang diperuntukkan bagi penggemar roti Taobun miliknya.
Menurut Dudu, selama ini ia berprinsip, rumus pasti memulai usaha adalah harus gagal. Saat mengalami kegagalan, dirinya justru mengambil sudut pandang positif.
Pertama adalah, ajang belajar, dirinya punya pengalaman, dan ketiga pasti akan lebih berhati-hati.
"Usaha perlu gagal. usah jika tidak gagal maka belum disebut usaha. Ketika saya gagal, saya berpikir bahwa kegagalan itu adalah proses belajar," pungkasnya.
Baca Juga: Jual Bubur, Rejeki Subur! Begini Kisah Pengusaha Muda Bisnis Kuliner