Sonora.ID - Lagu daerah yang berasal dari Jawa Tengah ini menjadi salah satu lagu daerah yang paling dikenal oleh banyak orang, karena memang liriknya yang tidak terlalu panjang sehingga lebih mudah untuk diingat.
Di balik lagu yang kerap dinyanyikan tersebut, ternyata ada makna yang jarang diungkap.
Siapa yang sangka, ternyata lagu ‘Gundul-Gundul Pacul’ ini berkisah tentang kepemimpinan atau orang yang memiliki kehormatan, tetapi juga bisa dijadikan sebagai sindiran bagi pihak yang berkuasa atau pemerintah.
Lagu yang konon diciptakan pada tahun 1400 silam ini, mengibaratkan rambut sebagai mahkota, sehingga ketika gundul tak ada lagi mahkota yang dimiliki.
Gundul dalam hal ini dimaknai sebagai kehormatan tanpa mahkota, sedangkan pacul diartikan sebagai alat petani, tetapi ketika disatukan, gundul-gundul pacul berarti adalah seorang pemimpin.
Gundul-gundul pacul, gembelengan
Ada kata ‘gembelengan’ setelah kata yang berarti pemimpin tersebut. Gembelengan sendiri artinya adalah besar kepala, sombong, tidak berhati-hati, dan tidak serius dalam menggunakan kehormatan atau jabatannya.
Jadi pada baris pertama lagu itu saja sudah menggambarkan seorang pemimpin yang tidak bertanggungjawab dan seenaknya karena merasa bangga dengan posisinya.
Baca Juga: Makna Lagu ‘Yamko Rambe Yamko’, Ternyata Mengandung Kisah Sedih?
Nyunggi nyunggi wakul, gembelengan
Pada baris kedua, artinya adalah membawa bakul di atas kepala yang merupakan simbol dari kesejahteraan rakyat. Artinya adalah sang pemimpin berpengaruh besar dalam menjaga kesejahteraan masyarakat.
Sayangnya, masih ada kata ‘gembelengan’ yang artinya kesejahteraan rakyat itu tidak dijaga dengan baik.
Wakul ngglimpang, segane dadi sak ratan
Artinya adalah bakul yang diletakkan di atas kepala itu jatuh dan nasinya ikut tumpah berceceran.
Dalam filosofi kepemimpinan, pemimpin yang besar kepala tersebut akhirnya tidak bisa menjalankan amanah dengan baik sehingga semua sumber daya pun terbuang dengan sia-sia, termasuk juga kekayaan negara.
Amanat
Melalui lagu daerah yang terdengar sederhana ini, pemimpin negara dan juga masyarkaat diajak untuk lebih bertanggungjawab dengan apapun yang dipercayakan kepada kita.
Jangan sampai karena tindakan yang kurang bijak, ada banyak korban yang dirugikan dan menderita.
Baca Juga: Makna Lagu ‘Lir Ilir’, Ajak Orang-orang Bangun dari Keterpurukan!