Bali, Sonora.ID - Dalam Raja Purana Besakih, dikatakan bahwa Pura Penataran Agung adalah tempat pasamuaning bhatara kabeh atau tempat berkumpulnya para bhatara-bhatari.
Sehingga kerap saat piodalan di Pura Besakih, seluruh umat Hindu pasti sembahyang ke Pura Penataran Agung.
Setelah sembahyang dari pedharman masing-masing atau pura-pura lainnya di Besakih.
Untuk itulah, secara niskala seluruh bhatara-bhatari prabhawa (manifestasi) Ida Sang Hyang Widhi Wasa juga berkumpul di Pura Penataran Agung.
Saat prosesi bhatara turun kabeh pun, dilakukan di Pura Penataran Agung. Disebutkan pula bahwa Pura Penataran Agung, adalah berfungsi sebagai pura desa atau bale agung jagat atau pusat.
Kemudian, Pura Besakih berfungsi sebagai Pura Puseh atau penataran jagat atau pusat. Serta Pura Dalem Puri berfungsi sebagai Pura Dalem Jagat atau pusat.
Pura Penataran Agung terletak di sebelah utara dari Pura Basuki. Pujawali di Pura Penataran Agung inilah yang paling sering diselenggarakan.
Di antaranya, piodalan atau pujawali pada hari Purnamaning Sasih Kapat. Upakara atau aci Bhatara Turun Kabeh setiap Purnamaning Kadasa.
Baca Juga: Jadi Trending Twitter, Berikut Objek Wisata Bali yang Wajib Dikunjungi
Tawur Panca Wali Krama setiap 10 tahun sekali. Tawur Eka Dasar Rudra setiap 100 tahun sekali.
Di dalam Pura Penataran Agung paling banyak terdapat bangunan suci atau palinggih, yakni berjumlah sekitar 62 buah dengan jenis dan status serta fungsi beranekaragam.
Salah satu ciri khas dari Pura Penataran Agung adalah adanya Padma Tiga. Sebagai pusat tempat pemujaan Tri Purusa, yaitu Bhatara Siwa, Bhatara Sada Siwa, dan Bhatara Parama Siwa.
Kemudian ada bale pawedaan sebagai tempat para sulinggih mapuja. Bale agung sebagai tempat paruman para walaka dan sulinggih.
Bale Pasamuan Agung yang terdapat Siwa Lingga, dan arca-arca pralingga. Bale Papelik, sebagai tempat pemujaan Ida Ratu Sang Hyang Siyem.
Meru Tumpang Solas (11), tempat pemujaan Ida Bhatara Manik Maketel. Meru Tumpang Sia (9), sebagai tempat pemujaan Ida Bhatara Bagus Kubakal.
Bangunan berbentuk bebaturan adalah tempat pemujaan Bhatara Sila Majemuh. Bale Piyasan tempat untuk menghias pratima-pratima.
Bale kulkul sebagai tanda waktu dan dibunyikan hanya pada waktu diselenggarakan upacara atau pujawali.
Dan masih banyak lagi bangunan suci lainnya di Pura Penataran Agung yang dibagi menjadi 7 bagian, yang mana didasarkan kepada ajaran dan nilai tersendiri dalam lambang Sapta Loka yaitu 7 lapisan alam.
Baca Juga: Bali Tak Masuk Daftar, 10 Provinsi dengan Pendapatan Daerah Terbesar di Indonesia