Dengan didukung situasi letak geografis dan alasan lebih ekonomis. Yang menyebabkan motor jadi pilihan paling praktis dalam mendukung kehidupan.
Kecintaan Indonesia pada motor dibuktikan dengan apresiasi luar biasa kepada para pembalap Moto GP. Sejak mereka mengikuti berbagai even, sampai beraudiensi dengan Presiden Indonesia Joko Widodo, dengan diikuti 19 pembalap.
Suasana lebih meriah, saat Presiden melepas peserta Moto GP, yang langsung disambut ribuan motor. Bahkan sepanjang jalan masyarakat tumpah ruah. Para pebalap memang sudah mengira, mereka punya banyak penggemar disini. Dan itu terbukti dengan 60.000 tiket terjual.
Kalau boleh meminjam istilah klub vespa, mungkin suasana kemarin bisa di gambarkan menjadi satu kalimat, yaitu, “satu even MotoGP menyebabkan sejuta orang bersaudara” dengan kehadiran pembalap pembalap kelas dunia. Wajah mereka sudah lama terekam para penggemar dengan tos tos an, burn out, menyatakan begitu dekatnya mereka.
Dengan pemakainya yang mencapai 122 juta dan ditambah perhatian Presiden pada motor. Semakin menjelaskan bahwa Indonesia sebagai surga motornya dunia.
Tentu hal ini menjadi pertanda baik untuk para talenta motor di Indonesia, terutama anak anak yang haus prestasi di tanah air melalui hobby motor sport. Untuk itu kerja pemerintah, bersama Pertamina dan promotor Dorna Sport sangat layak di apresiasi, karena mereka telah bekerja sangat keras sejauh ini.
Diluar kemeriahan MotoGP, kita masih sering menyaksikan anak anak yang sangat hobby otomotif, namun berada di luar lintasan balap.
"Mereka berada di jalanan dengan sebutan trek trek-an atau balapan liar. Namun sayangnya hobby tersebut tidak dilengkapi dengan keselamatan dan peraturan, sehingga yang lebih nampak korban jiwa dari balap liar dan gelapnya kejahatan jalanan." Ungkap Jasra
Semoga dengan momentum Pertamina Mandalika Street Circuit, agenda MotoGP dan segala side eventnya, menjadi momentum dan merubah nasib balap liar.
Baca Juga: Komisioner KPAI Sarankan Pembukaan Sekolah Tatap Muka Harus Bertahap
Bisa lebih mendekatkan mimpi anak anak di Balap liar untuk mendunia, sehingga balapan jalanan yang selama ini terjadi, dapat dipindahkan menjadi bakat yang terbina secara baik dan berkepanjangan.
Dengan gelaran MotoGP, Jasra berharap kita dapat merubah paradigma penanganan balapan jalanan, menjadi prestasi yang membanggakan untuk anak Indonesia.
Kenapa?
Karena selama ini kita lebih mengkonsumsi negatifnya balap liar, padahal disana tersembunyi talenta talenta luar biasa, mulai terampil membawa motor alias jago balap, jago setting mesin atau mekanik terampil, jago akrobatik dengan motor dan jago modifikasi. Bahkan penemuan penemuan terbaru tentang mesin oleh anak anak, baik melalui jalur sekolah maupun komunitas otomotif.
"Mari kita berdoa dan memberi harapan terbaik kepada 5 anak yang mewakili Indonesia dalam ajang balap tersebut, Agar mereka bisa berdiri di podium kemenangan nanti. Mereka akan bertanding di balapan Moto3 dan Asian Talent Cup. Dengan rentang umur 13 sampai 17 tahun." Pungkas Hasrat.