"Kami bukan mau menghambat, bahkan kalau perlu kami akan bantu sosialisasi. Hanya saja kami mewakili masyarakat Makassar ingin tahu konsep metaverse apa yang ditawarkan," ucap Indrabayu.
Ke depan, ia pun berharap, Pemkot Makassar membuka ruang diskusi untuk membahas lebih jauh konsep metaverse. Sebab, metaverse bukan hanya terkait teknologi informasi. Tapi akan menyangkut banyak aspek.
"Saya tidak bermaksud menghalangi mimpi Pak Wali, tapi ada metodologi yang harus kita ikuti. Kumpulkan ahli ahli dari Makassar, baru kita bicara soal infrastruktur. Jika konsep metaverse dipaksakan tetap berjalan dengan infrastruktur terbatas, maka dipastikan metaverse tidak bisa digunakan," pungkasnya.
Kendati demikian, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingku Pemkot Makassar bersiap menerapkan konsep metarverse. Seperti diakui Kepala Dinas Pariwisata Kota Makassar, Mohamamd Roem. Menurutnya, metaverse dapat diaplikasikan untuk pemasaran sektor pariwisata.
"Jadi mendekatkan calon wisatawan dengan kota Makassar. Saat ini promosi dilakukan secara konvensional paling di media sosial. Nanti metaverse, bisa ada pemandu wisata virtual," ujar Roem.
Hal senada disampaikan Kepala Dinas Perpustakaan Kota Makassar, Andi Tenri Palallo. Metarverse, kata Tenri, sangat memungkinkan diterapkan di perpustakaan. Sebab, literasi metaverse adalah literasi masa depan.
Sedangkan, Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Nursaidah Sirajuddin menuturkan, pihaknya akan memanfaatkan metaverse untuk membuat membuat pengawas minum obat (PMO) virtual yang dapat memantau pasien.