Pontianak, Sonora.ID - Komisi Dua DPRD Kalimantan Barat didampingi Dinas Perindustrian Perdagangan Kalbar melakukan sidak ke pabrik pembuatan minyak goreng kelapa sawit yakni PT Wilmar yang terletak di Pontianak Utara, pada Senin (21/3).
Peninjauan ini sebagai buntut warga yang masih mengeluhkan sulitnya mendapatkan pasokan minyak goreng.
Dari pemantauan tersebut Wakil Ketua Komisi Dua DPRD Kalbar, Suib mengatakan, sejauh ini informasi dari pihak perusahaan menyatakan, stok dan produksi tidak berkurang bahkan lebih. Oleh karena itu, Komisi Dua DPRD Kalbar akan menyiapkan data untuk mengindentifikasi apa penyebab kelangkaan yang terjadi sedangkan produksi tidak berkurang atau terkendala.
Baca Juga: Kepala Perwakilan BI Kalbar Sebut Kenaikan Harga Minyak Goreng Tidak Berdampak pada Inflasi
“Kita Komisi Dua DPRD Kalbar akan meminta data dari berbagai sektor, sehingga kita bisa menyimpulkan penyebab terjadinya kelangkaan minyak goreng, sehingga tidak terjadi pada bahan pokok lainya nanti,” ungkap Suib.
Hal senada juga disampaikan oleh Sekretaris Komisi Dua DPRD Kalbar, Mat Nawir. Ia meminta kepolisian dalam hal ini satgas pangan menyelidiki apa penyebab kelangkaan sedangkan produksi aman dan berlebih. Menurutnya ada spekulan yang bermain terhadap kelangkaan minyak goreng ini.
“Kita meminta satgas pangan selidiki apa penyebab langka ini, sebab produksi minyak cukup bahkan lebih, itu baru satu pabrik, sementara di Kalbar ini kita tau ada beberapa anak cabang perusahaan minyak, kenapa bisa langka,” ungkap Mat Nawir.
Roby Nazarudin yang juga anggota Komisi Dua meminta pihak satgas pangan benar-benar menyelidiki penyebab kelangkaan minyak goreng. Ia juga meminta untuk memastikan stok minyak goreng aman apalagi menjelang Ramadan.
“Kita minta satgas pangan selidiki penyebab langkanya migor ini, sebab produksi normal, kok bisa langka di pasaran, serta jelang Ramadan pastikan stoknya aman dan tidak menggangu kebutuhan masyarakat,” tambahnya.
Selain itu, DPRD Kalbar juga meminta perusahaan PT Wilmar memperbanyak produksi minyak goreng curah. Selain harga murah dan terjangkau juga dapat membantu pelaku UMKM dalam memenuhi kebutuhan minyak goreng.
Sementara itu, Kepala Cabang PT Wilmar, Muhammad Erwin mengungkapkan, produksi minyak tidak ada kendala.
Diakuinya, untuk produksi tiap bulan berjumlah 15 ribu ton, yang terdiri dari 9.300 ton dalam kemasan sederhana, 3000 ton curah, dan 2700 ton kemasan 18 liter.
Pihaknya menyatakan tidak hanya masarkan produksinya di Kalbar saja, melainkan keluar daerah Kalbar.
Baca Juga: VIRAL 2.500 Ton Minyak Goreng Tumpah di Laut, Polisi Ungkap . . .
“Khusus untuk wilayah Kalbar dari 15 ribu ton tadi sekitar 3.500 ton untuk dipasarkan di Kalbar atau sekitar 80 persen dari kebutuhan Kalbar. Sisanya untuk merk lain agar tidak monopoli,” terangnya.
Terlebih menjelang Ramadan, pihak Wilmar memastikan stok minyak goreng aman dan tidak akan berkurang didistribusikan ke tiga distributor di Kalbar.
“Kami pastikan stok minyak goreng aman, sebab kami terus memproduksi dan tidak ada kendala kekurangan bahan baku sehingga kita tetap berproduksi,” jelas Erwin.
Sementara untuk harga sendiri, PT Wilmar mengaku mengikuti aturan Kemendagri nomor 9, sedangkan untuk harga minyak kemasan sederhana mengikuti harga ekonomis yang ditetapkan pemerintah daerah.