Maka kita tidak bisa membedakan fake rich alias orang kaya palsu dan yang benar-benar kaya.
Sehingga apapun yang dilakukannya orang akan lebih mudah percaya, karena orang kaya dan orang sukses dipandang lebih terhormat.
Baca Juga: Sindir Indra Kenz, Grace Tahir Ungkap 5 Tanda Mencolok Orang Kaya Baru
Cenrung banyak haters
“People need enemi, they create enemy because they need the impact from haters”
Anehnya, kalau biasanya orang-orang maunya hidup damai tanpa musuh, para orang kaya palsu justru mau menciptakan kelompok haters.
Bagaimana tidak, netizen lebih tertarik kepada orang yang menyuguhkan sensasi alih-alih prestasi.
Mereka percaya semakin banyak haters yang dimiliki, maka nama mereka akan semakin viral dan menjadi perbincangan banyak orang.
Berteman dengan sesama orang kaya palsu
Disadari atau tidak, sesama orang kaya palsu akan saling berteman dan mendukung satu sama lain.
Jadi jangan heran kalau misalnya satu orang tertangkan kasus tertentu, maka nggak menutup kemungkinan teman-teman satu circle-nya akan ikut terseret.
Pasti Ada Bos Pemodal
Pasti ada sosok yang membantu dibalik orang kaya palsu memodali segala yang dibutuhkan outfit, mobil atau segala yang menunjang kegiatan si fake rich.
Dengan berbagai motif dengan tujuan untuk dapat meraup keuntungan.
Melansir dari Kompas.com, Akademisi dan praktisi bisnis asal Indonesia Prof. Rhenald Kasali, Ph.D mengatakan, orang kaya yang sesungguhnya tidak ingin menjadi pusat perhatian.
Oleh karena itu, flexing menurut Rhenald justru bukan cerminan orang kaya yang sesungguhnya.
Bahkan, jika benar-benar tujuannya untuk menarik perhatian, flexing bisa jadi hanya menjadi strategi marketing.
Baca Juga: Indra Kenz Terancam Miskin? Ini 5 Alasan Penting Siapkan Dana Darurat