Kegiatan Public Lecture G20 tersebut dilaksanakan secara hybrid pada 21 Maret 2022 yang dihadiri oleh perwakilan pemerintah daerah, anggota ISEI Jawa Tengah, perbankan, asosiasi, dan pelaku acara secara luring. Sementara secara daring, kegiatan diikuti oleh seluruh stakeholders Kantor Perwakilan Bank Indonesia. Melalui forum ini, diharapkan seluruh peserta yang telah hadir dapat meningkatkan pengetahuan mengenai agenda strategis G20, membangun persepsi positif, dan menebar rasa optimisme keberhasilan Presidensi Indonesia dalam G20.
Baca Juga: Pertemuan Perdana G20 EdWG, Delegasi Sepakat Dukung Empat Agenda Prioritas Usungan Kemendikbudristek
Pelaksanaan Public Lecture G20 di Semarang Jawa Tengah dibuka dengan keynote speech Deputi Gubernur Bank Indonesia, Bp. Juda Agung. Beliau menyampaikan upaya prioritas yang dapat dilakukan untuk meminimalkan scarring effect pandemi, yaitu mengatasi masalah realokasi tenaga kerja dan realokasi modal, meningkatkan produktivitas dan pertumbuhan serta memastikan kesiapsiagaan dan pencegahan pandemi ke depan, serta memanfaatkan teknologi dengan meningkatkan inklusi digital. Asisten Perekonomian Sekda Provinsi Jawa Tengah, Ibu Peni Rahayu juga menyampaikan pentingnya sinergi berbagai pihak dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi di Jawa Tengah.
Berbagai narasumber yang sangat kompeten di bidangnya telah hadir dan memberikan berbagai insight, masukan dan rekomendasi untuk bagaimana bangkit, tumbuh, dan pulih pascapandemi, yaitu Bapak Josua Pardede (Chief Economist PT Bank Permata), Bapak Anung Herlianto (Kepala Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan), dan Bapak Harry Nuryanto (Ketua KADIN Jawa Tengah).
Sejalan dengan transisi menuju green economy yang merupakan arah pengembangan ekonomi ke depan, Public Lecture G20 di Semarang juga didukung dengan showcase produk-produk unggulan UMKM binaan KPwBI Provinsi Jawa Tengah yang bersifat ramah lingkungan, diantaranya Zie Batik Warna Alam, Bengok Craft, Batik Indigo Biru Warna Alam, Beras Organik Al Barokah, dan Kopi Anggrung Wonosobo. Melalui penguatan UMKM sebagai penyangga ekonomi dan ketahanan sektor rumah tangga, serta diharapkan pemulihan ekonomi dapat terakselerasi, dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dapat tercapai.