Solo, Sonora.ID - Hujan deras mengakibatkan jembatan yang sudah puluhan tahun remuk di Desa Tulung, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten.
Kepala Desa Tulung, Heri Iswadi, beruntung saat roboh tak ada warga yang melintas.
"Jembatan itu ambruk sempat dilewati 2 sepeda motor," terang dia, Selasa (22/3/2022).
Jembatan tersebut merupakan jalur alternatif yang ramai digunakan warga yang menghubungkan dari Dukuh Tegal Srimulyo, Dukuh Pepen dan Dukuh Selogringging.
Meski tidak berdampak banyak pada aktifitas warga akibat runtuhnya jembatan tersebut, kini warga harus mengambil rute memutar yang berjarak 1 Km.
Baca Juga: Kisah Faqih Siswa SMP di Boyolali Tak Malu Bantu Ibunya Kerja Cetak Bata
"Jembatan ini adalah rute alternatif menuju Pasar Selo Gringging, namun hanya digunakan untuk motor saja karena ukuran jembatan ini juga relatif kecil," ungkapnya.
Pihaknya melaporkan kejadian tersebut ke BPBD untuk ditindaklanjuti. Heri menjelaskan, sebelumnya ia pernah mencoba memperbaiki jembatan tersebut karena sudah berusia puluhan tahun.
Menteri BPBD Kabupaten Klaten Nur Tjahjono menjelaskan, jembatan tersebut merupakan jembatan desa yang menghubungkan beberapa desa di sekitarnya.
Ia menjelaskan, ambruknya jembatan tersebut disebabkan oleh hujan deras yang menyebabkan banjir. Dia menjelaskan:
“Jembatan runtuh karena sebelumnya pernah terjadi banjir akibat hujan deras dengan arus kuat. Sudah empat kali dalam sebulan, warga Desa Jetis, Kecamatan Juwiring, Klaten kebanjiran. Terakhir dibanjiri pada Senin (21/3/2022) malam.
Ketua RW 08, Dukuh Terban mengatakan, selama 1 bulan terakhir sudah 4 kali terjadi banjir karenasungai Blora tidak dapat menampung air.
"Tadi tanggulnya juga jebol dan belum dapat diperbaiki saat ini, karena volume air masih cukup tinggi," jelasnya.
Sedangkan warga RW 08 yang terdampak paling parah berjumlah lebih dari 150 orang namun tidak sampai mengungsi.
"Ketinggian air sekitar 50 cm, tapi biasanya surut dalam beberapa jam," ungkapnya.
Banjir yang datang tiba-tiba membuat siswa di SDN 1 Jetis, Desa Jetis, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten gagal PTM 50 persen di hari pertama. Sedianya PTM tersebut digelar Jumat (4/3/2022), setelah daring karena lonjakan Covid-19.
Namun bukannya belajar, siswa dan guru melakukan kerja bakti. Sejumlah siswa dan guru terlihat bahu-membahu membersihkan ruangan yang terdampak banjir semalam, Kamis (3/4/2022) akibat luapan Sungai Kaligawe.
"Hari ini kita lakukan bersih-bersih baik guru ataupun siswa dari kelas 4 sampai dengan kelas 6," terang Kepala Sekolah SDN 1 Jetis, Sri Rahayu.
"Karena ruang kelas, ruang guru, ruang kepala sekolah, dapur hingga mushola semua terendam," tegasnya.
Baca Juga: Warga Sukoharjo Rela Antre 6 Jam Demi Minyak Goreng Curah di Solo
Sri Rahayu menerangkan bahwa semalam banjir yang merendam sekolahnya mencapai 70 cm, akibatnya banyak buku pelajaran terendam.
"Yang terendam buku pelajaran, untuk dokumen-dokumen yang lain tidak," terangnya.
Sri menjelaskan seharusnya hari ini dilakukan PTM 50 persen namun, karena kondisi tidak memungkinan pihaknya sepakat menunda hingga esok pagi.
"Untuk hari ini belum bisa dilakukan pembelajaran karena tidak memungkinkan dengan keadaan ruang kelas yang kotor akibat banjir," jelasnya.
"Jadi kegiatan hari ini kita fokus untuk bersih-bersih ruangan sekaligus sekolah, untuk pembelajarannya kemungkinan akan kita mulai besok pagi," tegasnya.
Kerja bakti hanya dilakukan untuk kelas 4 hingga kelas 6 sedangkan kelas 1 hingga kelas 3 dipulangkan lebih awal untuk belajar dirumah. Kerja bakti tersebut dimulai pukul 6.30 WIB dan selesai pukul 08.30 WIB.
Sri menambahkan bahwa wali murid tidak kaget dengan kejadian semalam karena murid yang bersekolah di tempatnya mayoritas warga sekitar.
"Malah informasi kalau mau terjadi banjir sering datang dari wali murid yang tinggal di sekitar sungai, jadi saat air naik langsung dikomunikasikan dengan kita," pungkasnya.
Dampak banjir di Klaten, ada beberapa warga yang harus dievakuasi dari rumah mereka. Sebab, air di kawasan tersebut kian naik. BPBD Klaten bergerak cepat melakukan evakuasi untuk warga yang terdampak. Sementara itu, diketahui ada 7 Kecamatan di Klaten yang terdampak banjir, Kamis (3/3/2022).
Ketinggian banjir di 7 kecamatan tersebut bervariasi, ada yang di atas mata kaki sampai dada orang dewasa.
"Banjir ini melanda di tujuh kecamatan di Kabupaten Klaten," papar Kepala Pelaksana BPBD Pemkab Klaten, Sri Winoto.
Tujuh kecamatan yang terdampak banjir adalah kecamatan Tulung, Karanganom, Juwiring, Pedan, Ceper, Delanggu, Karangdowo.
Sementara itu, lokasi terparah yang terdampak adalah di Ceper, Pedan dan Karangdowo. Selain dampak di pemukiman warga, banjir juga membuat satu jembatan rusak berat.
"Yang memprihatinkan jembatan Kadirejo penghubung antara Kecamatan Karanganom dan Kota Klaten, jembatannya ambles sehingga tidak bisa dilalui dan lalu lintas sementara dialihkan," jelasnya.
Dampak banjir ini di Kecamatan Ceper, Tegalrejo sempat ada warga yang mengungsi. Namun, saat ini warga sudah kembali ke rumah untuk membersihkan rumahnya karena banjir telah surut.
"Kemudian di Kecamatan Pedan, Desa Kaligawe dan Desa Lemahireng, sudah dilakukan evakuasi untuk beberapa warga," tambahnya.
"Desa Kupang, Kecamatan Karangdowo, banjir akibat ada sumbatan rumpun bambu di jembatan sehingga air meluap dan masih dipantau oleh BPBD karena masuk di teras rumah warga," sambungnya.
Baca Juga: Tunggak Pajak Tahunan, Totem SPBU di Solo Terpaksa Ditutup
Menurutnya, banjir tersebut dikarenakan curah hujan yang cukup tinggi.
"Mengakibatkan air masuk ke pemukiman warga dengan ketinggian air bervariasi mulai dari mata kaki hingga dada orang dewasa," sambungnya.
Akibat banjir yang belum surut hingga semalam, beberapa warga di evakuasi menggunakan perahu karet.
"Beberapa warga telah dievakuasi ke balai desa, itu untuk yang utama lansia ibu hamil dan balita," terang Sri Winoto. Dia bersyukur meski banjir terjadi cukup parah, namun tidak ada korban jiwa akibat kejadian tersebut.
Winoto menerangkan, upaya dari BPBD Klaten saat ini, akan melakukan pendataan atau assessment lalu akan dikoordinasikan dengan pihak-pihak yang terkait. Dia menambahkan dugaan sementara penyebab banjir adalah rumpun bambu yang menyumbat jembatan, dan rencananya pagi ini kan dilakukan pembersihan.