Palembang, Sonora.ID – Penyebab orang melakukan bunuh diri ada banyak faktor.
Syarkoni, S.Psi, M.Psi Psikolog RSUD Siti Fatimah Prov. Sumsel kepada Sonora (23/03/2022) mengatakan seseorang yang melakukan bunuh diri karena ada masalah yang terjadi dalam waktu yang cukup lama, tidak dalam waktu yang singkat.
“Faktor yang dialami oleh individu itu sendiri, faktor permasalahan keluarga, lingkungan pekerjaan, interaksi social, masalah dinamika social saat ini missal dampak covid bisa mengakibatkan sakit, PHK, kebutuhan ekonomi, harga kebutuhan meningkat sementara pendapatan terbatas bisa mengakibatkan gejolak emosi dan ketidakmampuan individu beradaptasi dengan situasi dinamika kehidupan yang terjadi dan realitas sehari-hari,” ujarnya.
Bullying juga menjadi salah satu faktor penyebab bunuh diri terutama bullying dalam waktu yang cukup lama sehingga memberikan tekanan mental individu yang jadi objek bullying.
Hal tersebut berdampak individu tersebut menjadi menghindar dari situasi bullying dan ada juga yang memberontak menciderai orang lain.
Bunuh diri terjadi ketika seseorang masuk dalam kategori depresi berat. Sebelum depresi berat ada dua tahap yang harus dilalui yaitu depresi ringan dan depresi sedang.
Baca Juga: Mengelola Stres Dalam Menghadapi Vaksinasi Covid-19 di 2021
Untuk menentukan kategori mana perlu dilakukan observasi dan pengamatan. Depresi ringan bisa dialami oleh setiap orang normal namun cukup ringan dalam kehidupannya.
Bila depresi ringan tidak terselesaikan atau mendapat solusi maka akan masuk dalam depresi sedang.
Depresi sedang bisa membuat individu mengisolasi diri atau menghindar dari interaksi sosial dan ada komunikasi verbalnya yang menyatakan keinginan bunuh diri tapi belum melakukan tindakan yang menciderai diri sendiri.
Bila sudah melakukan tindakan menciderai diri atau mengancam jiwanya dengan menyayat tubuh, minum zat-zat kimia, mencoba gantung diri atau meloncat dari ketinggian maka sudah masuk depresi berat.
Keluarga terdekat, orang tua, saudara, teman kerja perlu mengamati atau berkomunikasi terhadapa individu yang mengalami perubahan prilaku missal selama ini komunikatif bergaul, berkelompok kemudian berubah menjadi diam, mengurung diri atau membatasi interaksi.
Dengan komunikasi bisa meringankan beban masalah individu tersebut. Bila terjadi kesulitan maka perlu melibatkan professional untuk menolong.
“Depresi bisa disembuhkan tergantung tingkat depresinya juga penerimaan diri individu tersebut. Kalau cukup dengan komunikasi saja akan lebih baik,” ujarnya.
Pelajar ataupun mahasiswa secara koginitif memang cukup cerdas, namun usia remaja masuk kategori labil sehingga cenderung mereka kurang mampu menghadapi realitas kehidupan.
Berfikir postif terhadap permasalahan sangat penting, dengan berfikir positif bisa membantu mempersiapkan langkah-langkah.
Namun apabila tidak mampu orang lain menyelesaikan masalah sebaiknya menghubungi professional.
Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Persoalan Tenaga Honorer Tidak Kunjung Usai