Solo, Sonora.ID - Hama Tikus di Kabupaten Sragen semakin parah memasuki masa tanam. Bahkan dalam satu gropyokan, kelompok tani Ngudi Rejeki Nglorog di Kabupaten Sragen banyak memanen tikus yang merusak sawah.
Kurang lebih 50 orang terjun ke sawah, mulai dari petani sendiri, warga sekitar, hingga Muspika Kecamatan Ngrampal.
Tak tanggung-tanggung, sekitar setengah karung pupuk kandang atau kurang lebih dari 500-600 ekor tikus berhasil dibasmi.
Ketua Gapoktan Ngudi Rejeki Nglorog Djon Suwandi mengatakan, pemberantasan tikus dilakukan dengan metode pengasapan menggunakan lanau dan belerang.
Tepatnya di Desa Ngoncol yang gropyokan di areal persawahan seluas 30 hektar bisa mendapatkan setengah karung, atau sekitar 500-600 ekor tikus dengan menggunakan belerang kembung,” ujarnya, Senin (28/3/ 2022).
Umumnya tikus-tikus menyerang padi yang masih muda atau saat tanaman sudah vegetatif. Jangka waktu tanam vegetatif biasanya berlangsung selama 25 hari, untuk itu petani akan meningkatkan pola gropyokan untuk membasmi tikus.
"Kemarin ada instruksi setelah banyaknya korban yang berjatuhan karena masalah jebakan listrik, biar tidak memakai listrik ya dengan gropyokan ini," terangnya.
Jika hewan petani tersebut tidak segera dimusnahkan, para petani akan mengalami kerugian yang cukup besar. Bahkan, menurut Djon, pernah ada sawah yang terserang hama tikus hanya menghasilkan padi sebanyak 2-3 karung saja.
"Karena tikus ada juga yang gagal panen, satu patok itu hanya menghasilkan 2-3 karung, padahal biasanya bisa sampai 40an karung," jelas dia.
Baca Juga: HAH! Cuma Pakai Cangkang Telur, Tanaman Bebas dari Hama dan Penyakit?
Tikus yang masih merajalela masih menjadi momok bagi para petani di Kabupaten Sragen. Sifat tikus yang mudah berkembang biak membuat petani semakin sulit untuk mengendalikannya.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian RI, Suwandi menjelaskan, ada beberapa cara pengendalian hama tikus.
“Yang pertama menjaga sanitasi, rumput di sekitar persawahan dibersihkan, untuk menjaga kebersihan sawah, termasuk airnya,” ujarnya.
Tips kedua menurut Suwandi adalah pengendalian hama tikus dengan budidaya burung hantu. Diperkirakan burung hantu dapat membunuh 6-9 ekor tikus setiap malam. Suwandi melanjutkan, cara membudidayakan burung hantu cukup mudah.
“Kalau antar petani biasanya harga burung hantu lebih murah, biaya pemeliharaan 3 bulan bisa diganti Rp 100.000 hingga Rp 200.000 per ekor,” jelasnya.
“Burung hantunya bagus, bisa bertelur sampai sembilan butir, tinggal siapkan rumah, nanti diisi anak-anak,” imbuhnya.
Cara menghilangkan hama tikus yang lebih mudah adalah dengan menanam tanaman yang tidak disukai tikus.
“Ada tanaman yang tidak disukai tikus, seperti serai, bawang putih, tomat, dan lain-lain, ditanam di sawah nanti bisa mengusir tikus,” jelasnya.
“Ada tanaman yang tidak disukai hewan petani, seperti serai, bawang putih, tomat, dan lain-lain, ditanam di persawahan nanti agar bisa mengusir tikus,” ujarnya memaklumi.
Baca Juga: Inspirasi Bisnis, Meraup Rupiah dari Limbah Eceng Gondok