“Maksudnya, (mereka adalah) orang-orang yang khawatir kalau mereka tidak mengikuti media sosial, (dan tak mau merasa) ketinggalan atau kehilangan sesuatu yang berharga yang mungkin membuat mereka mengalami suatu kerugian tertentu,” tambahnya.
Selain ketakutan akan tertinggal dan kehilangan, Astrid menambahkan bahwa secara mental, dampak yang dirasakan oleh pengidap FOMO merupakan sesuatu yang mendalam. Misalnya, ketakutan untuk tidak lagi menjadi orang-orang yang diperhitungkan dalam sebuah media atau kelompok sosial.
Oleh karena itu, tak ayal mereka selalu berusaha untuk mencari cara agar terus-menerus mengikuti kegiatan yang ada di media sosial.
Astrid juga menyatakan bahwa FOMO dapat diperparah dengan kecenderungan untuk selalu menjadi nomor satu ketika mengetahui sesuatu.
Baca Juga: Mau Gabung Circle Anak Jakarta Selatan? Pelajari Dulu Kamus Bahasanya!
Ponsel, Media Sosial, dan FOMO
Kebiasaan yang umum terlihat dari pengidap FOMO adalah ketidakinginan untuk melepaskan ponselnya. “Dia akan terus pegang ponselnya, dia akan terus ngecek sesering mungkin supaya dia tidak ketinggalan dari apa yang sedang bergerak dan terjadi pada saat itu,” ujar Astrid.
Kini ponsel memang merupakan sumber informasi utama yang sering digunakan orang-orang. Lewat ponsel, kita bisa secara praktis membuka berita, berkomunikasi, dan chatting di media sosial. Oleh karena itu, FOMO cenderung dialami oleh para pengguna ponsel.
Mengatasi FOMO
Seseorang yang mengidap FOMO biasanya akan diikuti dengan gejala perasaan tidak nyaman, cemas, dan takut secara terus-menerus.
Dengan demikian, perlu cara-cara efektif yang harus dilakukan agar pengidap FOMO bisa mengatasinya.
Merangkum Verywell Mind, kita dapat memulai mengatasi FOMO lewat perlahan merubah fokus.
Daripada memfokuskan diri dengan apa yang tidak dimiliki, cobalah untuk berfokus dengan apa yang sudah dimiliki. Dengan kata lain, bersyukur atas apa yang sudah terjadi dalam hidup.
Meskipun terdengar mudah, bukan berarti hal ini tidak bisa dilakukan.
Tak hanya mengalihkan fokus dengan berfokus dengan apa yang sudah dimiliki, kita juga harus bisa kembali ke tujuan hidup utama. Dengan demikian, kita bisa menempatkan diri tak hanya terus-menerus menjadi nomor satu, tetapi juga kembali menjadi manusia.
Potongan tips-tips memahami FOMO di atas dapat kamu dengar lebih lengkap melalui podcast Anyaman Jiwa berjudul “Panggilan untuk Kamu Yang Merasa FOMO”.
Selain itu, bagi kamu yang ingin mengetahui tips-tips dan perspektif tentang kesehatan mental lainnya, dengarkan podcast Anyaman Jiwa setiap hari Rabu dan Jumat di Spotify atau akses melalui tautan berikut https://dik.si/aj_fomo.
Baca Juga: 5 Zodiak Paling FOMO, Gak Mau Banget Ketinggalan Berita dan Tren Terbaru