Keberadaan sambungan air minum, lanjut Mursiyono, menjadi hal yang sangat penting. Sebab, sudah bertahun-tahun lamanya warga hidup tanpa saluran air bersih.
Ia mengingat betul, setidaknya 20 tahun lalu, warga mengandalkan kebutuhan air bersih dari sumur. Namun, lambat laun air dari sumur berubah kotor.
”Warnanya sangat keruh. Airnya juga berbau. Jadi tidak bisa dikonsumsi. Lima tahun terakhir, kurang lebih, warga mengandalkan air bersih dengan membeli dari tukang air. Mereka membeli lewat jeriken-jeriken itu,” kata Mursiyono (28/3/2022).
Istiyani Sari (35), warga RT 002 RW 009, turut mengungkapkan hal serupa. Semua kebutuhan rumah tangganya dipenuhi dengan air yang dibeli olehnya dengan menggunakan jeriken. Harganya Rp 2.000 per jeriken. Ia membeli air jeriken setiap hari untuk keperluan memasak.
Dengan adanya sambungan air, ia merasa sangat terbantu. Hanya dengan Rp 8.000 per bulan, air yang mengalir dari ledingnya digunakan untuk semua keperluan. Mulai dari mencuci, memasak, dan lain sebagainya.
”Kalau dulu, air dari sumur tidak bisa dikonsumsi. Airnya berbau seperti besi berkarat. Untuk mencuci baju pun, kadang-kadang tersisa noda kekuningan buat baju putih. Jadi, senang sekali rasanya air minum sudah bisa mengalir sampai rumah,” ungkap Sari, (28/3/2022).
Manajer Eksekutif Yayasan Dana Kemanusiaan Kompas Anung Wendyartaka mengungkapkan, penyaluran bantuan tersebut merupakan bentuk lain dari pemanfaatan dana donasi Pembaca Harian Kompas.
Biasanya, dana donasi hanya diarahkan untuk membantu kedaruratan sewaktu terjadi bencana alam. Kini, pemanfaatan dana dikembangkan dalam bentuk kegiatan lain, namun misinya tetap sama, yakni untuk memperbaiki kehidupan masyarakat.
”Ternyata, di sini masih ada kebutuhan dasar yang belum terpenuhi. Lalu, ada masyarakat yang punya kesadaran dan saling membantu untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Ini sangat membahagiakan. Terlebih lagi, kami bisa ikut ambil bagian untuk mewujudkan keinginan warga atas akses air bersih,” kata Anung, (28/3/2022).
Baca Juga: Wujud Kepedulian Pembaca “Kompas” dengan Membangun Rumah Warga Terdampak Badai Seroja di Kupang
Anung menyatakan, konsep bantuan serupa tidak akan berhenti. Pasalnya, air bersih menjadi persoalan krusial yang dibutuhkan demi meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Harapannya, jika persoalan semacam itu dapat tertangani, generasi penerus akan semakin kompetitif karena hidup dalam kualitas yang lebih baik.
Lurah Mojo Nurochman mengucapkan terima kasihnya kepada segala pihak yang membantu keberhasilan dalam program tersebut. Bantuan tersebut diyakininya akan mengangkat kualitas air bersih kebutuhan warga yang selama ini sulit didapat.
Ia meminta kepada segenap warga agar secara proaktif ikut merawat fasilitas yang sudah tersedia. Harapannya, fasilitas air bersih bisa berumur panjang dan terus memberikan manfaat bagi warga setempat.
”Silakan seluruh penerima manfaat ini memanfaatkan sebaik-baiknya. Panjenengan yang akan berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memelihara agar fasilitas ini dapat terus bermanfaat. Tujuannya agar umur manfaatnya nanti bisa dirasakan panjang,” kata Nurochman (28/3/2022).