Berikutnya soal seseorang yang melakukan onani setelah terbenam matahari di bulan Ramadhan hingga sebelum terbit fajar tentunya tak memberi pengaruh kepada keabsahan puasanya di siang hari.
Bahkan ketika pelaku belum sempat mandi menghilangkan hadas besar sebelum fajar hingga akhirnya masuk subuh, lalu kemudian mandi maka puasa hari itu tetap bisa sah.
Ini berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW:
عن عائشة وأم سلمة أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يدركه الفجر وهو جنب من أهله ثم يغتسل ويصوم
Diriwayatkan dari Aisyah dan Ummu Salamah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendapati fajar dalam keadaan junub karena berhubungan dengan istrinya, kemudian beliau mandi dan terus berpuasa.” (HR: Bukhari dan Muslim)
Al-Syaukani (w 1250H) di dalam kitab Nailul Awthar setelah menampilkan beberapa riwayat terkait masalah ini menjelaskan;
Baca Juga: Mengapa Tidak Boleh Tidur Setelah Sahur? Berikut Dampak Buruknya Bagi Tubuh
هذه الأحاديث استدل بها من قال أن من أصبح جنبا فصومه صحيح ولا قضاء عليه من غير فرق بين أن تكون الجنابة عن جماع أو غيره وإليه ذهب الجمهور
“Hadis-hadis ini menjadi dasar ulama yang mengatakan sahnya puasa orang yang bangun pagi dalam keadaan junub, dan tidak perlu mengqadha puasa tersebut, tanpa membedakan junub disebabkan berhubungan atau oleh sebab lain. Jumhur ulama pun berpendapat demikian.”
Bahkan Ibnu Daqiq al-‘Id telah menjelaskan sebelumnya di dalam kitab Ihkam al-Ahkam Syarh Umdah al-Ahkam;
واتفق الفقهاء على العمل بهذا الحديث وصار ذلك إجماعا أو كالإجماع
“Para ulama fikih sepakat menerapkan hadis ini, sehingga dapat menjadi ijma‘ (konsensus), atau setidaknya menjadi pendapat jumhur ulama.” Wallahu A‘lam
Baca Juga: 5 Menu Sahur dan Buka Puasa yang Sehat untuk Penuhi Kebutuhan Gizi