Sonora.ID - Semakin tersebarnya agama Islam di dunia, kini banyak ditemui masjid-masjid di negara-negara yang mayoritas penduduknya non muslim.
Bahkan, beberapa masjid yang berada di luar negeri merupakan bangunan yang awalnya adalah gereja.
Bahkan, di London kini memiliki 423 masjid-masjid baru menggantikan 500 gereja yang telah ditutup.
Melansir beberapa sumber, berikut Sonora.ID rangkum lima masjid yang dulunya merupakan gereja.
Baca Juga: Haram Hukumnya, Ini 4 Negara yang Pernah Larang Warganya Puasa, Kenapa Ya?
1. Masjid Ketchaoua
Masjid Ketchaoua terletak di Aljir, Al-Jazair, awalnya dibangun pada tahun 1612. Kemudian, pada tahun 1845, diubah selama pemerintahan Prancis, menjadi Katedral St Philippe hingga tahun 1962.
Selama menjadi gereja, banyak dari bagian masjid yang dihancurkan antara tahun 1845 dan 1860 dan kemudian sebuah gereja baru dibangun.
Kemudian, bangunan tersebut kembali diubah menjadi masjid pada tahun 1962.
2. Gereja Santo Peter
Gereje ini berada di wilayah Stoke-on-Trent, kota Cobridge, Inggris.
Gereja tersebut mulai sepi jemaat pada 2013 hingga kemudian tidak mampu bertahan dan dijual.
Setelah dibeli umat muslim, gereja itu telah berganti nama menjadi Masjid Madinah.
Baca Juga: Safari Ramadan Kedua, Bupawi Mempawah Erlina Ajak Ramaikan Masjid
3. Gereja Methodis
Gereja Methodis telah dibuah menjadi Masjid Brick Lane. Masjid ini pertama kali dibangun pada 1743 sebagaintempat peribadatan umat kristen.
Kemudian pada tahun 1897, bangunan itu diakuisisi oleh sekelompok orang Yahudi Lithuania ortodoks yang disebut Machzike Hadath.
4. Masjid Selimiye
Masjid Selimiye di utara Nicosia, awalnya katedral Katolik Roma Saint Sophia, adalah karya tukang batu Prancis saat Perang Salib.
Tempat ibadah itu dibangun pada abad ke-13 pada masa pemerintahan dinasti Frankish Lusignan di pulau timur Mediterania.
Fungsi katedral lalu dikonversi menjadi masjid setelah Ottoman menguasai Nicosia pada tahun 1570.
Baca Juga: Selama Ramadan 2022, Makassar Terapkan Tarif Parkir Insidentil di Masjid dan Titik Ini
5. Masjid Attarine
Masjid Attarine di kota Mediterania Alexandria awalnya adalah sebuah gereja segi delapan yang berasal dari tahun 370 dan didedikasikan untuk St Athanasius, seorang tokoh penting dalam gereja Ortodoks Koptik.
Tempat ibadah itu diubah menjadi masjid selama invasi Islam abad ke-tujuh, dan dinamai setelah lokasi pasar rempah-rempah kuno di Alexandria.
Selama invasi Napoleon, penjelajah percaya makam Aleksander Agung dimakamkan di dalam masjid dalam sarkofagus hijau.
Masjid itu direnovasi beberapa kali selama pemerintahan Ottoman, dan telah dibuka untuk umum sejak pembangunan kembali terbarunya pada tahun 1976.