Kerusakan pada otak bagian depan ini bisa diamati dari perilaku seseorang yang cenderung impulsif, kompulsif, emosi yang tidak stabil, serta ketidakmampuan untuk membuat keputusan yang bijak.
Tentu, kerusakan otak ini tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan memburuk secara perlahan seiring dengan meningkatnya intensitas Anda melakukan aktifitas berkaitan dengan PMO tersebut.
Minder terhadap Bentuk Tubuh Diri Sendiri
Orang yang sering menonton film porno akan merasa tidak percaya diri terhadap tubuhnya sendiri.
Sebab, saat menonton film porno orang mungkin akan memiliki ekpektasi yang berlebihan terhadap tubuh mereka sendiri.
Misalnya, menganggap kalau payudara besar, vagina kencang, atau penis yang besar adalah syarat untuk bisa tampil menarik dan sexy.
Kritis terhadap Bentuk Tubuh Pasangan
Seseorang yang sering menonton film porno akan menjadi kritis terhadap bentuk tubuh pasangannya.
Hal ini terjadi karena penonton film porno kerap kali membandingkan bentuk tubuh pasangannya dengan artis porno yang telah ditontonnya.
Penonton film porno mempersepsikan bahwa bentuk tubuh film porno merupakan "bentuk tubuh ideal", sehingga cenderung kritis dan kurang puas terhadap bentuk tubuh pasangannya.
Baca Juga: 8 Ciri Kecanduan Film Porno, Salah Satunya jadi Mudah Marah
Menghabiskan terlalu banyak uang
Beberapa orang yang menderita kecanduan pornografi mulai menghabiskan uang untuk medapatkan konten pornografi berkualitas lebih tinggi.
Akibatnya, mereka akan mengalami kesulitan keungan tanpa menyadari penyebabnya.
Kehidupannya terganggu
Pornografi berlebihan akan membuat segala aspek kehidupan seseorang terganggu.
Mereka tidak lagi berkonsentrasi ketika bekerja, menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman-temannya.
Semua pikiran dan perhatiannya tertuju pada konten pornografi yang terus-terusan mereka inginkan.
Mudah marah
Seperti banyak kecanduan lainnya, ketagihan pornografi juga membuat seseorang mudah tersinggung, kurang sabar, gelisah dan terus-terusan marah.
Cenderung Berpartisipasi dalam Hubungan Seks yang Berisiko
Seseorang yang sering menonton film porno memiliki kecenderungan untuk berpartisipasi dalam hubungan seksual yang berisiko, yaitu seks yang kasar dan tanpa status hubungan.
Penonton film porno cenderung menganggap bahwa seks tanpa hubungan pernikahan bukan merupakan suatu masalah.
Mereka pun beranggapan bahwa hanya melakukan seks tanpa berharap hubungan lebih lanjut bukan merupakan masalah pula.
Perilaku seks berisiko biasanya dilakukan ketika seseorang berusia 18 - 25 tahun karena usia tersebut merupakan masa seseorang untuk melakukan eksplorasi terhadap seksualitas, hubungan romantis, identitas, dan keyakinan.
Baca Juga: Cara Mengurangi Kecanduan Menonton Video Porno Menurut Pakar