Baca Juga: 5 Cara Melatih Rasa Tanggung Jawab Anak Lewat Membersihkan Rumah
Jelas dan singkat
Katakan pesan Anda dengan jelas, simpel, dan penuh otoritas.
Anak-anak akan bosan, keluar dan meninggalkan topik pembicaraan yang Anda bahas dengannya jika apa yang dibicarakan sudah terlalu panjang bagi mereka.
Sangat membingungkan bagi si kecil untuk menangkap arti dari pesan panjang yang bertele-tele.
Misalnya Anda mengatakan, "Akhir-akhir ini sering hujan, kamu juga sedang sakit, jadi pakai jaketmu saat kita pergi belanja".
Akan lebih efektif jika anda cukup mengatakan , "Ayo pakai jaketmu".
Usahakan Anda tidak mengucapkan hal-hal yang bisa membuatnya bisa bernegosiasi jika anak sebenarnya tidak mempunyai pilihan.
Misalnya "Masuk ke mobil sekarang, oke sayang?" Tetapi langsung saja katakan "Ayo saatnya masuk ke mobil."
Bila disuruh sekali dan dua kali anak belum juga beranjak, cobalah untuk menjelaskan alasan anak harus melakukan apa yang Moms katakan.
Misalnya, “Dalam waktu sepuluh menit kamu sudah harus selesai mandi. Kalau kamu tidak mandi sekarang juga, kita akan terlambat berangkat dan di jalan kena macet.”
Jangan menjawab dengan, “Pokoknya nurut saja kata Moms!”. Tanpa memahami alasannya, anak akan tetap bermalas-malasan dan mengabaikan perintah Moms.
Menggunakan bahasa isyarat
Bun tahu nggak sih, ternyata bahasa isyarat bisa sangat membantu memudahkan komunikasi dengan anak, lho.
Anak masih mencoba untuk belajar bahasa, sehingga menghubungkan kata-kata dengan tindakan dapat membantu.
Bunda dapat membuat tanda tentang apa yang ingin anak lakukan, misalnya menyuap ke mulut untuk menunjukkan waktu makan atau memejamkan mata untuk menunjukkan waktu tidur, saat berkomunikasi dengan balita.
Anak akan segera mengerti bahwa tanda dan kata itu merujuk pada hal atau aktivitas yang sama, dan itu akan membantu.
Baca Juga: Bukan Dipaksa! 5 Cara Jitu Melatih Anak Puasa Ramadhan Pertama Kali
Jangan terpancing emosi
Meskipun mengesalkan ketika anak tidak mendengarkan, cobalah untuk tetap tenang dan sabar.
Jangan berteriak atau berbicara dengan intonasi marah. Berteriak mungkin memberikan hasil dalam jangka pendek.
Namun, pada akhirnya akan kehilangan efektivitasnya.
Membangun kebiasaan komunikasi yang baik adalah sebuah proses yang bisa memakan waktu yang lama.
Lihatlah perkembangan keterampilan mendengarnya sebagai bagian dari membangun fondasi penting yang akan membantu memperkuat hubungan orang tua dan anak.
Beri Contoh
Anak-anak usia pra sekolah akan menjadi pendengar yang baik jika ia tahu bahwa orangtuanya juga pendengar yang baik.
Dengarkan anak sebagaimana Anda ingin mereka melakukan hal yang sama terhadap Anda.
Tatap ia ketika berbicara, berikan jawaban yang sopan, biarkan anak bicara hingga selesai tanpa mengiterupsi pembicaraannya.
Meskipun misalnya ia berbicara sangat panjang ketika Anda sedang memasak dan sangat cerewet, cobalah untuk tidak pergi dan meninggalkannya.
Jadikan komunikasi menyenangkan
Meneriakkan perintah atau instruksi tidak akan menghasilkan hasil yang Anda inginkan.
Sehingga agar komunikasi dengan balita efektif, itu harus menyenangkan. Bunda dapat menggunakan lagu atau 'suara konyol' untuk menyampaikan pesan.
Ubah aktivitas sederhana menjadi permainan dan anak akan senang untuk bergabung.
Selain itu, menggunakan humor juga akan mendorong si Kecil untuk merespons dan ingin mendengarkan Bunda.
Baca Juga: Awas! Pola Asuh Kelewat Perfeksionis Berisiko Memicu Anak Bunuh Diri