Pembangunan awal Masjid Istiqlal tercetus atas ide Presiden Soekarno, yang tak lain adalah kakek Puan Maharani.
Menurut Soekarno, ide awal pembangunan Masjid Istiqlal sebenarnya muncul tahun 1944 dalam pertemuan sejumlah ulama, pimpinan organisasi, dan tokoh-tokoh Islam di kediamannya yang berada di Pegangsaan Timur.
Ulama dan tokoh-tokoh Islam tersebut menginginkan dibangun sebuah masjid agung di kota Jakarta yang sudah lama diinginkan umat Islam.
"Kawan-kawan yang berkumpul di situ menghendaki agar supaya pekerjaan ini lekas dimulai," ucap Soekarno, seperti dikutip dari buku Solichin Salam berjudul "Masjid Istiqlal Sebuah Monumen Kemerdekaan".
Kepada para ulama, Soekarno lantas menanyakan soal biaya yang sudah disiapkan untuk membangun Masjid Istiqlal. Para ulama dan tokoh-tokoh tersebut mengatakan bisa menjamin pendanaan Rp 500.000 dari dari hasil patungan.
Soekarno merasa uang tersebut tidak cukup. Sebab ia ingin agar Masjid Istiqlal dibangun secara megah dan kokoh.
Baca Juga: Indonesia Tambah 3 Provinsi Baru, Puan: Untuk Melayani Masyarakat Papua Lebih Baik Lagi
"Saya berkata hoooh, itu uang lima ratus ribu rupiah, setengah juta, bukan apa-apa, tidak cukup, jauh tidak cukup," kata Soekarno.
Para ulama dan tokoh Islam saat itu sempat berusaha meyakinkan Soekarno bahwa dana yang sudah disiapkan cukup. Sebab, banyak Umat Islam juga siap untuk menyumbang kayu, bahan bangunan, kapur dan genteng.
Mendengar kata "kayu" dan "genteng", Soekarno semakin teguh untuk menunda pembangunan masjid agung.
Presiden pertama Indonesia itu lantas meminta para ulama untuk bersabar. Soekarno menjelaskan keinginannya agar Masjid Istiqlal dibangun dengan tujuan agar bisa bertahan dalam waktu lama.
"Marilah kita membuat masjid Jami' yang bisa tahan seribu tahun, dan marilah kita, agar supaya kita mendirikan masjid Jami' yang tahan seribu tahun itu, janganlah berpikir dalam istilah kayu dan istilah genteng," kata Soekarno.
"Jikalau kita membuatnya sekadar dengan genteng, sekadar dengan kayu, dalam tempo seratus-dua ratus tahun sudah lapuk, sudah rubuh," paparnya.
Akhirnya setelah pemerintah mempunyai cukup dana, pembangunan Masjid Istiqlal dimulai. Pemancangan tiang pertama dilakukan tanggal 24 Agustus 1961.
Saat pemancangan tiang pertama itu Soekarno menyampaikan harapannya bahwa Masjid Istiqlal akan menjadi salah satu masjid terbesar di Asia Tenggara.
"Sudah nyata jikalau sudah jadi, masjid ini adalah masjid yang terbesar di seluruh Asia Tenggara, tetapi mungkin sekali dia adalah yang terbesar di seluruh dunia, lebih besar daripada masjid di Istanbul atau di Kairo saudara-saudara," tegas Proklamator Kemerdekaan Indonesia tersebut.