"Gedung juga di jalan nikel kanrerong, macca (makassar car city arena) dan sirkuit di untia. Terakhir, basis masyarakat besar dan kebutuhan pelayanan ini kita akan perkenalkan mal pelayanan publik," kata Helmi yang juga hadir sebagai narasumber.
Ditempat yang sama, praktisi ekonomi dari Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar, Prof. Dr. Marzuki Dea menanggapi konsep metaverse.
Baca Juga: Desa Wisata Jadi Destinasi Unggulan Kabupaten Semarang di Libur Lebaran 2022
Dia mengatakan, itu butuh dukungan infrastruktur yang besar dan keahlian SDM di bidang tersebut.
Dalam prespektifnya, menjadi peluang mendorong pelayanan publik. Dampaknya, terhadap kemudahan dan aktivitas ekonomi.
"Kita bisa beli produk dimana saja dengan mudah bahkan lebih murah, kalau kita bisa himpun pelaku ekonomi atau UMKM maka bisa cari pasarnya sendiri. Ini bisa bertransaksi secara virtual," ucapnya.
Kendalanya, yaitu menyakinkan masyarakat mengenai konsep tersebut. Disinilah diperlukan leadership dari pemimpin pemerintahan.
"Jangan sampai lahan dunia digital mengambil oleh pihak lain," tutupnya.
Baca Juga: Desa Bugisan Prambanan Kembangkan Potensi Wisata Batik Ecoprint