Selain Rusia-Ukraina, 5 Konflik Negara Ini Berpotensi Memicu Perang Dunia! Ada Indonesia dan Tetangga?

9 April 2022 23:18 WIB
Joe Biden
Joe Biden ( )

Sonora.ID – Seluruh dunia kini memang sedang menyoroti serangan militer Rusia ke Ukraina yang sudah berlangsung sejak 24 Februari 2022 lalu.

Konflik antara kedua negara ini digadang-gadang akan memicu pecahnya perang dunia III yang sudah dihindari selama bertahun-tahun.

Namun ternyata konflik Rusia-Ukraina bukanlah satu-satunya konflik yang ditakutkan memicu meledaknya perang dunia III.

Meski tidak mendapatkan sorotan sebanyak perang Rusia-Ukraina, ada beberapa negara besar lain yang ternyata sedang perang dingin dengan negara tetangganya.

Baca Juga: Astaga! Gaji Bulanan Pengangguran di 4 Negara Ini Lebih Tinggi dari UMR Indonesia?

Walaupun belum terjadi, berkut 5 konflik antar negara yang berpotensi memicu perang dunia.

Apa konflik Indonesia dengan negara tetangga termasuk di dalamnya?

Dilansir dari laman International Crisis Group, berikut di antaranya konflik-konflik yang harus diwaspadai selain Rusia-Ukraina.

Afghanistan

Jika tahun 2021 mengakhiri satu babak dari tragedi Afghanistan yang telah berlangsung selama beberapa dekade, babak lain sedang dimulai.

Sejak perebutan kekuasaan oleh Taliban pada bulan Agustus, bencana kemanusiaan telah membayangi.

Data PBB menunjukkan jutaan anak Afghanistan terancam kelaparan.

Pada musim semi dan musim panas 2021, Taliban mulai merebut kota-kota besar dan kecil di Afghanistan.

Pemerintah Afghanistan runtuh pada pertengahan Agustus saat Taliban memasuki Kabul yang hampir tanpa perlawanan.

Dunia menanggapi pengambilalihan Taliban dengan membekukan aset negara Afghanistan, menghentikan bantuan anggaran, dan hanya menawarkan bantuan sanksi terbatas untuk tujuan kemanusiaan.

Taliban disetujui oleh PBB dan pemerintah Barat.

Israel-Palestina

Perang Gaza-Israel yang masih berlangsung menggambarkan lagi bahwa proses perdamaian sangatlah sulit dan solusi dua negara tampaknya semakin kecil kemungkinannya dari waktu-waktu sebelumnya.

Pemicu perang belakangan salah satunya yakni pendudukan Yerusalem Timur.

Di samping itu, ada ancaman pengusiran warga Palestina di lingkungan Sheikh Jarrah bertepatan pada April 2021.

Bentrokan terjadi selama Ramadan antara pemuda pelempar batu dan polisi Israel menggunakan kekuatan mematikan di kompleks yang terdiri dari Haram al-Sharif, tempat suci bagi umat Islam, dan Temple Mount, tempat suci bagi orang Yahudi.

Hal itu kemudian memicu reaksi berantai. Hamas, yang menguasai Gaza, menembakkan roket jarak jauh tanpa pandang bulu ke Israel.

Israel menanggapi dengan serangan udara yang keras, memicu konflik 11 hari yang menewaskan lebih dari 250 orang, hampir semua warga Palestina, dan meninggalkan reruntuhan infrastruktur sipil Gaza.

Pertarungan ini sebenarnya membawa pandangan baru di mana Palestina, untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade, melampaui fragmentasi mereka dengan menggabungkan suara di Tepi Barat, Yerusalem Timur, Gaza, dan Israel sendiri.

Baca Juga: Aneh Tapi Nyata, 8 Negara Ini Nggak Punya Malam, Matahari Bersinar Non Stop!

Yaman

Perang Yaman berawal dari dua pihak yang masing-masing mengklaim sebagai pemerintah Yaman yang sah.

Salah satunya yakni pemberontak Houthi yang kini mengepung dan maju ke Ma'rib, provinsi di Yaman yang kaya minyak dan gas.

Lama diremehkan sebagai kekuatan militer, pemberontak ini tampaknya menjalankan kampanye multifront yang gesit dan berkembang, memasangkan serangan dengan penjangkauan untuk melunakkan perlawanan para pemimpin suku setempat.

Hingga kini, pemberontak telah menguasai Al-Bayda, sebuah provinsi tetangga Ma'rib, dan akan menuju ke Shabwa, lebih jauh ke timur, sehingga memotong jalur pasokan ke Ma'rib.

Jika banyak wilayah runtuh maka Houthi akan mencetak kemenangan ekonomi dan juga militer.

Dengan minyak dan gas Marib, Houthi akan dapat menurunkan harga bahan bakar dan listrik di daerah-daerah di bawah kendali mereka, sehingga memperkuat citra mereka sebagai otoritas pemerintahan yang layak mendapat legitimasi internasional.

Amerika Serikat dan China

Tak lama setelah menarik diri dari Afghanistan, Amerika Serikat mengumumkan pakta baru dengan Australia dan Inggris untuk melawan China.

Dikenal sebagai AUKUS, pakta pertahanan tersebut mendukung Canberra memperoleh kapal selam bertenaga nuklir untuk mengantisipasi kekuatan China di wilayah tersebut.

Lebih jauh, langkah ketiga negara tersebut mengantisipasi kekuatan China satu dekade terakhir di badan internasional dan kebijakannya.

Haiti

Penduduk Haiti telah lama tersiksa oleh krisis politik, perang geng, dan bencana alam.

Gempa Hati pada Agustus 2021 menghancurkan sebagian besar Haiti selatan.

Namun, penculikan oleh geng yang merajalela di sebagian besar ibu kota Port-au-Prince telah menghambat upaya bantuan internasional.

Sebelumnya pada Juli 2021, pembunuh bayaran menewaskan Presiden Jovenel Moïse di rumahnya.

Dengan banyaknya tragedi di Haiti, semakin banyak penduduk meninggalkan rumah dan berkemah di sepanjang perbatasan selatan AS hingga ke negara lain.

Konflik ini pun bisa akan terus terjadi jika proses transisi kepemimpinan mencapai kesepakatan yang gagal.

Baca Juga: 10 Negara dengan Durasi Waktu Puasa Paling Singkat! Cuma 8 Jam Saja

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm