Dikutip dari Gridhealth, bila salah satu saluran empedu tetap tersumbat dalam jangka waktu yang signifikan, maka akan terjadi kerusakan parah atau infeksi di kantong empedu, hati, hingga pankreas.
Batu empedu adalah endapan cairan pencernaan yang mengeras dan terbentuk di kantong empedu.
Padahal, kantung empedu bertugas untuk menampung cairan pencernaan yang disebut empedu dan dilepaskan ke usus kecil.
Baca Juga: Minum Jus Apel Bisa Sembuhkan Batu Empedu? Ini Penjelasan Dokter
Wanita 2 kali berisiko jadi penyandang batu empedu daripada pria
Berdasarkan studi, wanita dua kali lebih mungkin menjadi penyandang batu empedu daripada pria.
Penyebabnya diduga adalah kelebihan estrogen dari kehamilan, terapi penggantian hormon, dan pil KB.
Menurut Dr Ali Jasim, Spesialis Gastroenterologi, Rumah Sakit Zulekha, Sharjah di Uni Emirat Arab (UEA) dikutip dari Al Arabiya (07/04/2022);
Ini semua tampaknya meningkatkan kadar kolesterol dalam empedu dan mengurangi pergerakan kantong empedu, yang dapat menyebabkan batu empedu.
Selain itu, kelebihan berat badan juga meningkatkan risiko mengembangkan bahaya batu empedu.
Faktor risiko lain termasuk penurunan berat badan yang cepat, obat penurun kolesterol, dan diabetes juga menjadi penyebab wanita lebih berisiko menjadi penyandang batu empedu.
Serangan kandung empedu sering terjadi usai makan berlemak dan biasa terjadi pada malam hari.
Serangan tipikal dapat menyebabkan:
Kendati begitu, bagi orang dengan batu empedu tanpa gejala maka disebut dengan 'batu diam'.
Jika demikian, maka mereka tidak mengganggu fungsi kandung empedu, hati, atau pankreas, dan tidak memerlukan perawatan.
Seringkali, batu empedu ditemukan selama tes untuk kondisi kesehatan lainnya.
Apabila sering mengalami serangan kandung empedu atau gejala-gejala di atas, dokter kemungkinan akan merekomendasikan untuk mengangkat kantong empedu melalui operasi yang disebut kolesistektomi.
Hampir semua kolesistektomi dilakukan dengan laparoskopi.
Baca Juga: Benarkah Penyakit Batu Empedu Dapat Diturunkan? Ini Jawaban Dokter