Adapun pecahan yang disediakan, kata Herawanto, untuk kebutuhan masyarakat tersebut adalah pecahan Rp 20.000, Rp 10.000, Rp 5.000, Rp 2.000 dan Rp 1.000.
"Masyarakat dapat menukarkan maksimal Rp 3.800.000 per orang, dengan dua cara, yaitu manual dan menggunakan mesin EDC, yaitu dengan menggunakan ATM atau kartu debet, sehingga masyarakat tidak perlu membawa uang tunai untuk penukaran," imbuhnya.
Herawanto juga menjelaskan bahwa momen penukaran uang baru tersebut sekaligus dikemas dengan kampanye 'Belanja Bijak Rawat Rupiah'
"BI terus mendorong masyarakat untuk selalu menggunakan uang rupiah secara bijak, untuk menjaga nilai tukar dan kedaulatan rupiah sendiri," jelasnya.
Untuk tahun ini, kata Herawanto, Bank Indonesia di wilayah Jawa Barat menyediakan uang tunai sebesar Rp24,09 triliun, naik 5,64 persen dari tahun sebelumnya. Secara keseluruhan ketersediaan uang tunai di wilayah Jawa Barat mencukupi kebutuhan bahkan mampu memenuhi 125% dari proyeksi kebutuhan masyarakat.
Langkah Bank Indonesia di wilayah Jawa Barat tersebut dilakukan seiring momentum pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut serta untuk mengantisipasi peningkatan transaksi masyarakat sejalan dengan pandemi yang mulai terkendali.
Baca Juga: Komitmen BI Tahun 2022 Dorong Jumlah Pengguna QRIS Melalui Program 15 juta Pengguna Baru
Untuk diketahui, kegiatan Layanan Penukaran Kas Terpadu ini secara resmi dibuka oleh Kepala Bank Indonesia Jawa Barat, Herawanto, bersama Kepala OJK Jawa Barat, Indarto Budiwitono, serta Pimpinan 14 bank yang terdiri dari BRI, Bank Mandiri, BJB, BTN, BNI, BCA, Bank DKI, MayBank, BJB Syariah, BSI, Bank Muamalat, Bank Woori Saudara, OCBC NISP dan CIMB Niaga. Hadir pula dalam acara pembukaan Ibu Noerwati Djuanda, putri dari Bp Ir. H. Raden Djoeanda Kartawidjaja, pahlawan nasional dari Jawa Barat yang tercetak dalam uang Rupiah pecahan Rp50.000.