Banjarmasin, Sonora.ID - Terhitung sejak 17 Maret 2022 lalu, status siaga darurat banjir di Banjarmasin resmi berakhir dan tidak diperpanjang.
Dengan kata lain, tugas satgas normalisasi sungai dan penanggulangan banjir juga telah berakhir.
"Sesuai surat dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), status darurat banjir kita cabut dan tidak kita perpanjang," ucap Ibnu Sina, Wali Kota Banjarmasin, saat dikonfirmasi Smart FM Banjarmasin di Balai Kota, Selasa (12/4).
Ibnu menerangkan, andai pun terjadi banjir rob atau air pasang di saat status ini dicabut, maka akan penanganannya cukup dilakukan oleh SKPD terkait.
"Mudah-mudahan tidak terjadi lagi banjir rob," harapnya,
Baca Juga: Catat! Puluhan Ribu Warga Banjarmasin Bakal Terima BLT Migor
Terpisah, Kepada Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin, Fahrurraji juga mengamini hal serupa.
"Sesuai kondisi terbaru dan hasil kajian BMKG Kalsel sudah memasuki bulan April. Atau pancaroba," ujarnya.
Ia membeberkan, berdasarkan data yang diperolehnya, wilayah Kalsel, diprediksi sebentar lagi akan memasuki musim kemarau. Yakni awal Mei mendatang.
"Dan itu secara otomatis akan memicu munculnya ancaman Karhutla, termasuk di Kota Banjarmasin," jelasnya.
Menurutnya, prediksi itu sendiri dikuatkan dengan kondisi cuaca di Banjarmasin yang saat ini mulai menunjukkan tanda-tanda pancaroba.
Seperti hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi yang singkat dan mulai terlihat ancaman angin puting beliung.
Bahkan, berdasarkan kajian BMKG, musim kemarau yang diperkirakan mulai pada Mei itu, akan memasuki puncaknya di bulan Agustus sampai dengan Oktober.
"Jadi sekarang kita fokus penanganan ancaman bencana kebakaran di musim kemarau. Karena, teriknya cuaca tidak hanya meningkatkan ancaman kebakaran di hutan lahan dan lahan saja, tapi juga ada pemukiman," ungkapnya.
Kemudian, meski dalam dua tahun terakhir ini Banjarmasin tidak ada terjadi kebakaran lahan. Namun menurut Raji, pihaknya tetap mewaspadai bencana karhutla di tiga kelurahan.
Baca Juga: Begini Kata Pakar Ekonomi Mengenai Konsep Metaverse di Makassar
Pasalnya, ketiga lahan tersebut masih banyak terdapat kawasan rawa yang masih berupa lahan tidur alias kosong dengan dipenuhi semak belukar.
"Kelurahan Sungai Andai, Sungai Lulut dan Tanjung Pagar. Tiga kelurahan ini masuk dalam kategori rawan Karhutla setiap ketika memasuki kemarau," tukasnya.