“Kita lakukan penyesuaian atau pengurangan penggunaan BBM dan tekanan APBN di sektor kelistrikan. Dalam jangka pendek, rencana penerapan tarif adjustment tahun 2022, ini untuk bisa dilakukan penghematan kompensasi sebesar Rp 7 sampai 16 triliun,” ungkapnya memaparkan.
Dapat disimpulkan bahwa alasan kenaikan tarif ini memang berhubungan untuk ‘menyelamatkan’ APBN.
Pasalnya porsi APBN untuk memberikan subsidi pada berbagai tarif memang tergolong besar, dengan kenaikkan harga maka ada penghematan dalam APBN tersebut.
Gas elpiji
Tak hanya BBM dan kelistrikan, nasib sama juga berlaku untuk tarif atau harga gas elpiji 3 kg.
Arifin menyebutkan adanya rencana kenaikkan harga elpiji 3 kg sebagai bagian dari strategi menghadapi lonjakan harga minyak dunia.
“Dalam jangka pendek akan dilakukan peningkatan pendistribusian elpiji 3 kg tepat sasaran, bekerja sama dengan pemda dan aparat penegak hukum. Penyesuaian harga jual eceran untuk mengurangi tekanan APBN dan menjaga inflasi,” papar Arifin.
Alasannya pun sama, untuk mengurangi adanya tekanan pada dana APBN.
Baca Juga: Masyarakat Jangan Panic Buying, Pertamina Klaim Stok BBM Aman