Sonora.ID – Perjalanan rumah tangga Rizki DA dan Nadya Mustika terbilang penuh drama.
Bagaimana tidak, sebelum akhirnya resmi bercerai di usia pernikahan yang masih seumur jagung, diketahui pasangan ini sempat rujuk bahkan dikaruniai satu anak laki-laki.
Namun, karena alasan sudah tidak ada lagi kecocokan dan pengertian satu sama lain, penyanyi jebolan Dangdut Academy itu kembali menjatuhkan talak kepada sang istri hingga akhirnya resmi bercerai pada Desember 2021.
Meski begitu, Rizki DA dan Nadya mengaku bercerai secara baik-baik.
Hal ini dibuktikan dengan kekompakan keduanya saat merayakan ulang tahun putra mereka, Baihaqqi Syaki Ramadhan.
Baca Juga: Istri Risi Gara-Gara Suami Hobi Koleksi Video Porno? Ini Cara Menhadapinya!
Perceraian pasti akan terasa menyakitkan, terlebih jika sudah memiliki anak. Kehilangan tak hanya dirasakan oleh pasangan suami istri yang berpisah, tetapi juga oleh anak.
Apalagi sebagian pasangan suami istri sulit menjaga hubungan baik satu sama lain usai bercerai.
Meski sulit, tetap kompak mengasuh anak bersama mantan pasangan bukanlah hal yang mustahil untuk dilakukan.
Ingat, anak-anak sangat membutuhkan kontribusi kedua orangtuanya agar bisa tumbuh secara optimal dan bahagia.
Maka dari itu, baik Anda maupun mantan pasangan harus sama-sama saling mendukung dan menekan ego masing-masing demi kepentingan anak.
Berikut tips yang bisa Anda praktikkan saat mengasuh anak bersama mantan pasangan setelah bercerai.
Tentukan pola asuh
Kamu dan pasangan mungkin memiliki pandangan berbeda tentang pengasuhan, akan tetapi selalu penting untuk membicarakannya.
Komunikasikan tentang perilaku-perilaku yang sebaiknya tidak diajarkan pada anak hingga cara mengontrol emosi anak.
Hindari membuat anak kebingungan tentang pola asuh mana yang harus mereka ikuti, karena dapat mengakibatkan tekanan emosional.
Terus Berkomunikasi
Pembagian jadwal antara ayah dan ibu adalah hal penting bagi pasangan bercerai. Bicarakan dengan baik tanpa ada emosi berlebihan.
Pastikan Si Kecil mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengan Bunda dan Ayah.
Setelah jadwal terbentuk, Moms bisa memperlihatkannya kepada Si Kecil. Libatkan juga Si Kecil dalam pembuatan jadwal.
Baca Juga: Rachel Vennya Sukses Mendidik Anak, Xabiru dan Chava Akur dan Lengket! Ini Tipsnya
Kompromi adalah kuncinya
Katy Daly dari aplikasi parenting Amicable mengatakan, penting untuk dipahami bahwa hubungan bersama mantan pasangan kini sudah berubah.
Oleh karena itu, cara berkomunikasi satu sama lain juga perlu berubah.
"Hindari menyalahkan mantan pasangan tentang gaya pengasuhannya. Sebaliknya, komunikasikan pilihanmu dengan tenang, tawarkan resolusi yang konstruktif, dan siaplah untuk mencari opsi lain jika dibutuhkan," kata Katy seperti dikutip Hello Magazine.
Belajar Bekerja Sama dengan Mantan
Jangan anggap mantan sebagai musuh, Anda tidak akan pernah sudi untuk bekerja sama dengan musuh.
Anggaplah mantan sebagai rekan kerja yang tidak pernah Anda sukai. Apapun yang terjadi, suka atau tidak suka, Anda harus tetap menyelesaikan pekerjaan dengan rekan kerja tersebut.
Tujuannya adalah pekerjaannya selesai. Dalam hal ini, mengurus Si Kecil.
Baca Juga: Awas Tertipu! Ini 7 Gelagat Menandakan Suami Menyembunyikan Sesuatu
Meminta dukungan teman dan keluarga
Jangan sungkan untuk minta dukungan kepada teman dan keluarga. Sebab, melewati hari seorang diri ditambah harus mengasuh anak adalah hal yang berat.
Bisa juga bergabung dengan komunitas yang memiliki masalah serupa sehingga bisa saling menguatkan satu sama lain.
Kesampingkan masa lalu
Perceraian itu tidak mudah. Mungkin Anda merasa tersakiti dengan apa yang telah dilakukan mantan pasangan di waktu lampau.
Tetapi, dalam menjalani co-parenting, Anda dan pasangan hatrus mengesampingkan apa yang telah terjadi di masa lalu.
Merawat anak bersama mantan setelah bercerai bukan tentang kepentingan Anda atau mantan, tetapi tentang bagaimana memenuhi kebutuhan fisik dan psikis, agar masa depan anak tidak terpengaruh dengan perpisahan yang terjadi.
Anda mungkin merasa mantan pasangan Anda bukan pasangan yang baik dan boleh saja mengeluhkan hal tersebut kepada teman, keluarga, atau psikiater yang Anda kunjungi untuk melepaskan beban pikiran yang Anda miliki, tetapi jangan menjelekkan pasangan Anda di depan anak.
Baca Juga: Tante Lala Ungkap Kisah Pahit Ditelantarkan Suami! Ini Keuntungan Wanita Mandiri