Sonora.ID - Buat kamu yang hobi scrolling media sosial, pasti tak asing mendekar kata ‘Flexing’. Ya, sempat booming berkat fenomena crazy rich yang hobi pamer kekayaan, istilah ini banyak dipakai di circle pertemanan bahkan lini sosial media.
Menurut Cambridge Dictionary, flexing adalah menunjukkan sesuatu yang dimiliki atau diraih tetapi dengan cara yang dianggap oleh orang lain tidak menyenangkan.
Apakah fenomena ini sama halnya dengan teknik strategi marketing? Arvan Pradiansyah menjelaskan fenomena flexing dan cara agar kita tidak terjebak di dalamnya dalam siniar Smart Inspiration bertajuk “Flexing: Gaya Hidup atau Personal Branding?”
Baca Juga: Flexing Jadi Syarat Influencer Terkenal Instan? Ini Sederet Bahaya yang Mengancam!
Fenomena flexing di media sosial, menurut para ahli terjadi karena keinginan manusia akan pengakuan dari orang lain.
Contoh flexing yang umum yaitu, influencer yang selalu memamerkan kekayaan berupa barang branded yang dimilikinya melalui Instagram.
Jurnal Social Psychological and Personality Science menyebutkan, 66 persen orang cenderung memilih mobil mewah daripada mobil biasa.
Tetapi orang baru lebih tertarik dengan orang yang memiliki kendaraan yang lebih murah.
Baca Juga: Sulit Mengatur Keuangan? Selalu Habis Sebelum Gajian? Coba Perhatikan 2 Hal Ini dalam Fengshui!