Apakah kamu termasuk orang yang selalu ingin membagikan apapun yang dilakukan ke sosial media? Atau mungkinkah kamu berpikir perlu membagikannya agar menjadi sebuah pembuktian keberadaan kamu pada teman-teman sekitar?
Agar tidak terjebak dalam dampak negatif dari flexing, perlu diingat jika kita harus bersyukur dengan apa yang dimiliki saat ini.
Fokus dengan apa yang dimiliki, sehingga tidak iri dengan apa yang orang lain miliki.
Baca Juga: Gaya Hidup Tidak Perlu Mewah! Cukup Minimalis dan Sederhana Sudah Bikin Hidup Bahagia Lho!
Pendapat Ahli tentang Flexing
Akademisi dan praktisi bisnis asal Indonesia Prof. Rhenald Kasali, Ph. D mengatakan, orang kaya yang sesungguhnya tidak ingin menjadi pusat perhatian.
Sebuah pepatah mengatakan, poverty screams, but wealth whispers. Semakin orang menjadi kaya, semakin menginginkan privasi dan tidak ingin menjadi pusat perhatian. Flexing menurutnya bukan cerminan dari orang kaya yang sesungguhnya.
Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dewi Ilma Antawati mengatakan, fenomena flexing atau pamer harta merupakan perilaku instingtif dalam menjalin relasi. Dalam psikologi klinis, perilaku ini dikaitkan dengan rasa tidak aman yang dimiliki seseorang. Sehingga muncul dorongan untuk memamerkan apa yang menurutnya unggul dari orang lain.
Dalam menjalin pertemanan, orang yang selalu memamerkan apa yang dimilikinya justru akan membuat orang sekitar tidak nyaman dan membuatnya jadi sulit bergaul atau diterima oleh orang lain.
Secara finansial perilaku pamer harta hanya akan membuat kantong kering, karena akan terus berusaha memamerkan barang mahal atau apa pun yang sedang jadi perbincangan masyarakat untuk dipamerkan ke media sosial.
Sebagai orang yang melihat perilaku flexing orang lain, kita tidak perlu berlebihan menanggapinya, cukup memahami mengapa seseorang melakukan hal tersebut. Untuk mencegah perilaku ini agar tidak terjadi pada kita, bisa dengan menerima segala yang dimiliki pada diri sendiri, termasuk memaafkan kelemahan yang dimiliki.
Episode lengkap seputar “Flexing: Gaya Hidup atau Personal Branding?” juga bisa Anda dengarkan melalui tautan berikut https://dik.si/smart_flexing.
Simak episode lain dari siniar Smart Inspiration. agar kamu bisa mendapatkan informasi strategis perihal memulai dan menjalankan bisnis, serta menyuguhkan elaborasi perspektif sebagai upaya menemukan keseimbangan hidup yang lebih berkualitas dan bahagia.
Penulis: Alifia Riski Monika & Gandhi Gautama