Sonora.ID – Tidak semua wanita di seluruh dunia merasakan kebebasan atau kesetaraan seperti yang mungkin dirasakan oleh kebanyakan wanita di negara demokrasi.
Namun, mewujudkan kesetaraan bagi kaum wanita memang bukan hal mudah, karena setiap negara sudah punya adat istiadat atau tradisi yang harus dijalani oleh sekelompok masyarakat tertentu demi lestarinya tradisi yang dianggap luhur.
Nah, kehidupan sosial dan budaya yang menjadi turun temurun ini tentunya memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat, terutama kaum wanita.
Banyak tradisi-tradisi dari berbagai suku di dunia yang cenderung mengeksploitasi fisik, mental, dan seksual perempuan.
Alhasil agar bisa diterima di dalam suku aau kelompok tertentu kaum wanita terpaksa melewati berbagai ritual menyakitkan bahkan mengancam nyawa.
Baca Juga: 6 Fakta Mengejutkan Budaya Seks Suku Eskimo, Istri Boleh Dihamili Saudara Sendiri?
Kejam dan bikin merinding, berikut 8 tradisi mengerikan yang dialami wanita di berbagai suku di dunia, salah satunya ternyata ada di Indonesia.
Khitan perempuan suku Sabiny, Uganda
Khitan untuk wanita sebenarnya adalah praktik yang cukup umum ditemui dalam berbagai budaya, termasuk Indonesia.
Tetapi proses khitan untuk menandai kedewasaan perempuan yang dijalankan oleh suku Sabiny di Uganda ini cukup mengerikan dan tak biasa.
Dalam khitan ala suku Sabiny, bagian klitoris wanita akan dipotong sebagian. Kadang-kadang klitoris dipotong seluruhnya.
Alasannya, dengan tak adanya klitoris hasrat seksual wanita akan berkurang. Jadi dia akan selalu setia kepada suaminya kelak dan tidak memiliki perilaku 'liar' di ranjang (yang dianggap memalukan).
Saat khitan berlangsung, perempuan yang menjalaninya harus menahan rasa sakit luar biasa ketika klitoris disayat.
Jika berhasil melaluinya, dipercaya si perempuan nantinya sanggup menanggung rasa sakit saat melahirkan anak-anaknya kelak dan melalui berbagai cobaan dalam hidup.
Memakai Cakram di Bibir - Ethiopia
Agar dianggap cantik, perempuan dari Suku Mursi dan Surma di Ethiopia harus memakai cakram besar di bibir mereka.
Cakram yang terbuat dari kayu atau tanah liat tersebut dipasang saat mereka memasuki masa pubertas.
Dua sampai empat gigi bagian bawah akan dicabut agar cakram tersebut dapat dimasukkan.
Seiring bertambahnya usia, cakram tersebut akan diganti dengan ukuran yang lebih besar.
Semakin besar cakramnya, emas kawin yang akan diterima juga semakin mahal.
Baca Juga: 11 Negara yang Melarang Keras Warganya Memakai Hijab, Bisa Kena Denda Jutaan Rupiah!
Setrika Payudara - Kamerun
Di Kamerun dan beberapa negara di Afrika, pertumbuhan payudara pada anak perempuan merupakan hal yang memalukan.
Pasalnya, payudara dianggap dapat memancing terjadinya pelecehan seksual.
Itulah sebabnya para ibu di negara tersebut melakukan tradisi memukul dada anaknya dengan besi panas atau batu untuk mencegah pertumbuhan payudaranya.
Tradisi ekstrem ini sering kali menimbulkan masalah fisik dan psikologis bagi anak perempuan.
Bahkan, mereka terancam tidak bisa menyusui anaknya kelak karena payudaranya cacat.
Penggemukan Paksa - Mauritania, Afrika Utara
Di Mauritania, Afrika Utara, terdapat tradisi di mana anak perempuan dipaksa makan-makanan tinggi kalori secara berlebihan dengan tujuan agar tampak menarik bagi calon pelamar.
Dikutip dari laman HuffPost, praktik yang disebut leblouh atau gavage ini telah terjadi selama berabad-abad lamanya, utamanya di daerah rawan kekeringan.
Gadis-gadis yang memiliki kelebihan berat badan dianggap lebih menarik daripada mereka yang kurus.
Mirisnya, tradisi ini mulai dilakukan saat anak perempuan masih berusia 6 tahun.
Tak hanya dengan makanan, anak perempuan di sini juga kadang diberi steroid hingga obat penggemuk hewan untuk menambah berat badan mereka.
Baca Juga: 10 Negara dengan Tradisi Pernikahan Paling Aneh, Mempelai Wanita Diludahi Ayah Sendiri?
Penyayatan perut, Nigeria
Etnis Tiv yang tinggal di Nigeria memiliki ritual menyakitkan yang harus dilakukan para wanita untuk inisiasi menuju kedewasaan.
Begitu mendapatkan haid, gadis-gadis suku Tiv harus menjalani ritual penyayatan perut.
Untuk menandai kedewasaan, perut gadis yang baru mendapat haid tersebut disayat dengan beberapa torehan luka berbentuk garis memanjang.
Rasanya sudah pasti menyakitkan karena proses berlangsungnya ritual tidak disertai dengan obat bius atau tindakan medis untuk pencegahan infeksi.
Ritual ini sifatnya wajib bagi para perempuan di sana. Selain menandakan kedewasaan, sayatan-sayatan ini dipercaya dapat meningkatkan kesuburan si gadis.
Seorang gadis baru bisa disebut wanita sejati jika sudah memiliki empat bekas sayatan di perutnya. Dengan begitu mereka pun bisa mendapatkan jodoh yang baik.
Memotong Jari saat Berduka - Suku Dani Papua
Di Indonesia, tepatnya di Papua. ada juga satu tradisi yang cukup sadis bagi perempuan.
Tradisi dari Suku Dani tersebut bernama Iki Palek. Dalam tradisi tersebut, perempuan harus memotong jarinya saat orang yang dicintainya meninggal dunia.
Hal ini sebagai bukti kesetiaan dan duka cita atas kehilangan tersebut.
Saat ini, tradisi tersebut sudah dilarang. Namun, kamu masih bisa menemukan jejak tradisi kejam tersebut pada wanita tua Suku Dani.
Baca Juga: Masih Diyakini, Ini Mitos, Fakta dan Tradisi Menstruasi di Indonesia