Sonora.ID – Ibu mana yang akan tinggal diam saat mengetahui kalau anak gadisnya mengalami body shaming.
Wajar saja kalau Ashanty naik pitam sampai membuat video sindiran untuk netizen yang sudah menghina fisik anak sambungnya, Aurel Hermansyah.
“Pendek itu wajar, hitam itu wajar. Kurus dan gendut juga wajar. Yang enggak wajar itu, mulutmu yang suka ngebacotin fisik orang lain, tapi enggak pernah ngaca,” kata penyanyi 37 tahun tersebut saat menirukan sebuah sound.
Diketahui beberapa waktu lalu media sosial dihebohkan dengan komentar warganet terhadap fisik Aurel Hermansyah yang bahkan dimiripkan dengan Kekeyi saat berduet dengan Paula Verhoeven.
Pasalnya, dalam konten video tersebut, Aurel memang terlihat memiliki perbedaan postur tinggi yang mencolok bila dibandingkan dengan Paula.
Baca Juga: Atta Kesal dan Kritik Pola Asuh Aurel ke Baby Ameena! Ini Cara Mengatasinya
Namun perlu diketahu bahwa, istri Baim Wong merupakan model profesional yang memiliki tinggi badan 183 sentimeter.
Disadari atau tidak, sebagian orang kerap melakukan body shaming dan menganggapnya sebagai sebuah candaan atau basa-basi belaka.
Padahal, perilaku ini bisa menimbulkan dampak negatif, mulai dari menurunkan rasa percaya diri, menimbulkan depresi hingga meningkatkan risiko bunuh diri.
Bila kamu terlanjur melakukannya, sudahi hal tersebut sekarang juga dan jangan mengulanginya, ya.
Setiap manusia, bagaimanapun bentuk tubuhnya, harus dihargai dan pantas mendapatkan kasih sayang.
Berikut ini adalah cara yang bisa kamu lakukan untuk menghentikan kebiasaan body shaming.
Berhenti memberi julukan kepada orang lain
Julukan yang kita berikan kepada orang lain seperti gendut, pendek, cupu, dan lain-lain sekilas memang terlihat hanya bercanda atau tidak serius.
Tapi, siapa tahu mereka memikirkan perkataan itu secara terus menerus dan ternyata itu menyakiti hati mereka?
Hati-hati dengan perkataan kita, ya, temen-temen. Kalau kata peribahasa, mulutmu adalah harimaumu.
Sadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna
Pahamilah bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Bila penampilan orang lain tidak sama dengan dirimu, bukan berarti ada yang lebih buruk dan lebih baik.
Sadari bahwa setiap orang, termasuk kamu, memiliki kekurangan dan tidak ada yang perlu disalahkan dari hal tersebut.
Berhenti sibuk memikirkan orang lain
Ketimbang sibuk mengomentari atau mengurusi urusan orang lain, sebaiknya kamu fokus saja dengan dirimu sendiri.
Lagi pula, ikut campur urusan orang lain tidak ada manfaatnya untukmu.
Jika kamu berharap orang lain bisa menjadi lebih sehat dengan komentar pedas, harapanmu kemungkinan besar akan sia-sia.
Seperti yang sudah dikatakan di atas, komentar body shaming justru memperbesar risiko binge eating dan obesitas.
Jadi, niat baikmu malah lebih banyak merugikan daripada menguntungkan.
Baca Juga: Atta Halilintar Resmi Jadi Ayah! 8 Tips Suami Siaga Temani Istri Jelang Persalinan Pertama
Fokus dengan hal-hal yang positif
Mendalami hal yang kita cintai memang jauh lebih baik daripada menghabiskan waktu mengomentari penampilan fisik orang lain.
Lama kelamaan kita akan sadar bahwa perilaku seperti itu memang merugikan diri kita sendiri nantinya.
Oleh karena itu, tetap fokus melakukan kegiatan yang positif dan buang jauh-jauh hal-hal negatif yang pada akhirnya merugikan diri kita sendiri. Semangat!
Cari topik yang lebih seru
Saat berkumpul dengan teman, keluarga, atau pasangan, banyak topik seru yang bisa kamu bahas selain bentuk tubuh.
Bila tujuanmu melakukan body shaming adalah membuat lawan bicaramu tertawa, sebaiknya pikir dua kali.
Carilah bahan obrolan atau candaan lainnya yang bisa dinikmati semua orang, tanpa menyakiti siapa pun.
Tidak semua orang sadar bahwa apa yang ia ucapkan bisa menyinggung perasaan orang lain.
Bila apa yang ingin kamu katakan bisa menimbulkan dampak negatif bagi pendengarnya, sebaiknya tahanlah ucapanmu dan diam saja.
Baca Juga: Diki-Dikit Jadi Konten, Waspada Ini 7 Bahaya Oversharing di Medsos!