Sonora.ID - Ayah adalah figur utama dalam keluarga. Setelah memiliki anak, perannya pun tak hanya terbagi untuk istri dan pekerjaan. Ia juga harus bisa mendidik buah hati dengan semestinya.
Menurut Prof. Paul Amato, ahli sosiologi dalam bidang hubungan anak dan orangtua dari Universitas Pennsylvania, ketika seorang ayah berperan aktif mengasuh anak, mereka dapat tumbuh dengan baik.
Hal ini disebabkan karena ayah adalah sosok sentral yang kerap menjadi panutan oleh sang anak. Bahkan, jika berhasil menyerap nilai-nilai baik, mereka akan mempertahankannya hingga dewasa nanti.
Tak terkecuali dengan Aiman Witjaksono, seorang jurnalis dan presenter KompasTV. Dalam siniarnya bertajuk "Menjadi Seorang Ayah dan Suami", ia mengungkapkan bagaimana cara menyeimbangkan diri pada pekerjaan dan keluarga.
1. Luangkan Waktu untuk Berkumpul
Sebagai seorang jurnalis, Aiman banyak menghabiskan waktu di luar rumah untuk meliput berita. Bahkan, saat di rumah, ia mengaku masih harus melakukan riset secara mendalam.
Meskipun begitu pria yang lahir di Jakarta ini mengaku tak pernah absen untuk menghadirkan quality time bersama keluarga, "Ketika saya bersama dengan istri dan anak-anak saya, saya wajib menghadirkan quality time meskipun tidak banyak."
Baca Juga: Inner Child: Ketika Pengalaman Masa Kecil Terbayang Hingga Masa Kini
Waktunya pun hanya berkisar antara dua hingga tiga jam. Akan tetapi, di rentang waktu yang singkat itu, ia selalu memaksimalkan dengan mengajak anak berdiskusi terhadap suatu kasus.
Aiman biasanya memancing dengan kasus-kasus ringan yang sarat akan makna kehidupan. Dari situ, selain mengajarkan anak berkomunikasi, ia juga akan mendapat perspektif baru.
"Saya memberikan pengertian pada anak saya. Misalnya, kamu harus bersyukur karena telah diberikan anugerah oleh Tuhan. Kita masih berkumpul, masih diberi makanan yang cukup," ujarnya.
2. Keluarga Adalah Bibit yang Harus Dikembangkan
Bagi Aiman, keluarga tak hanya sekadar tempat untuk pulang, melainkan juga bibit yang harus terus dipupuk.
Menurutnya, mengajarkan sikap empati dalam keluarga adalah hal yang paling utama. Alasannya pun sangat menyentuh hati, "Untuk memberikan kembali manfaat kepada sesama."
Baca Juga: Ternyata Inilah Pentingnya Punya Role Model dalam Hidup Kita
Ajaran yang berisi berbagai macam nilai kehidupan ia dapatkan dari profesinya sebagai seorang jurnalis. "Dan hal itu jadi anugerah untuk saya sampaikan kepada keluarga saya."
Hal ini dilakukan karena sebagai manusia, Aiman dan keluarga tak bisa hidup sendiri. Ia selalu menekankan untuk saling membantu satu sama lain sekecil apa pun itu.
Menurutnya, keluarga adalah lingkup terkecil yang mampu memberikan aura positif dan pemikiran untuk terus berkembang.
3. Menjaga Keluarga tetap Harmonis
Sosok orangtua harus konsisten dalam memberikan pengajaran pada anak. Dengan begitu, mereka dapat menirunya.
"Bukankah anak adalah kertas putih yang tulisannya ditentukan oleh orangtua? Bukan secara paksa tapi sang anak melihat dengan sendirinya," pungkasnya.
Selain itu, orangtua juga bisa memberikan ruang yang aman dengan sering berdiskusi. Hal ini juga dilakukan Aiman karena baginya, pelajaran hidup adalah modal kekuatan untung sang anak.
"Warisan terbesar dari orangtua adalah ilmu, bukan yang lain. Berikanlah ilmu bermanfaat kepada anak dan jadikanlah mereka kuat, tangguh, untuk menjalani hidup dengan modal ilmu yang bermanfaat."
Dengarkan kisah hidup Aiman sebagai jurnalis dan kasus-kasus lainnya, eksklusif, hanya melalui siniar (podcast) Aiman Witjaksono di Spotify.
Ikuti juga siniarnya agar kamu tak ketinggalan tiap ada episode terbarunya!
Baca Juga: Bangga! NIKI Nyanyikan Lagu 'SEMPURNA' di Coachella 2022: 'Untuk Keluarga dan Negaraku'