Kierkegaard bukanlah orang yang lahir di era generasi muda masa kini. Walaupun begitu, ajaran filsafatnya tetap relevan hingga sekarang, khususnya dalam permasalahan jati diri ini—atau dengan kata lain, permasalahan dalam proses bereksistensi.
Dalam pemikiran eksistensialisme miliknya, Kierkegaard berpendapat bahwa bereksistensi merupakan suatu perbuatan yang harus dilakukan oleh setiap orang, termasuk dirinya sendiri.
Kebebasan adalah modal untuk dapat bereksistensi, bersamaan dengan hadirnya suatu antusiasme, gairah, dan keyakinan pribadi.
Selanjutnya, dikutip dari studi karya akhir Tatas Budi Raharjo, Kierkegaard juga menjelaskan bahwa dalam kehidupan, manusia memiliki tiga klasifikasi eksistensialisme, yaitu tahap estetis (aesthetic stage), etis (ethical stage), dan religius (religious stage).
Masing-masing dari tahap itu menggambarkan bagaimana manusia bereksistensi dan memandang dunia sekitarnya.
Hal itulah yang pada akhirnya dapat membuat mereka berada di tahap manusia sejati.
Untuk dapat mengatasi dan memahami korelasi permasalahan jati diri generasi muda dengan ajaran filsafat Kierkegaard, ikuti webinar talk show siniar OBSESIF persembahan Medio by KG Media bersama Logos.ID bertajuk “Peran Filsafat dalam Kehidupan: Proses Pencarian Jati Diri Ala Kierkegaard” pada Kamis, 28 April 2022 pukul 19.00 WIB.
Bersama Thomas Hidya Tjaya, Ph.D., penulis buku Kierkegaard dan Pergulatan Menjadi Diri Sendiri sekaligus Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, dan dimoderatori oleh Nathanael Pribady, Founder Logos.ID, kita akan dibimbing untuk memahami penerapan ilmu filsafat Kierkegaard dalam menemukan dan mengenal jati diri serta implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, ada juga kesempatan untuk mendapatkan voucher hadiah bagi lima peserta yang beruntung. Daftarkan dirimu segera melalui bit.ly/ObsesifxLogos.
Baca Juga: Tes Kepribadian: Ungkap Kepribadian Anda dari Cara Anda Memegang Ponsel!
Penulis: Fauzi Ramadhan dan Brigitta Valencia Bellion