Bebas Setelah Jadi Sandera di Yaman, Surya Hidayat: Seperti Mimpi

27 April 2022 09:25 WIB
Suya Hidayat, ABK asal Makassar berhasil dipulangkan setelah disandera selama tuga bulan oleh Milisi Al Houthi di Yaman
Suya Hidayat, ABK asal Makassar berhasil dipulangkan setelah disandera selama tuga bulan oleh Milisi Al Houthi di Yaman ( Istimewa)

Makassar, Sonora.ID - Surya Hidayat Pratama, Anak Buah Kapal (ABK) asal Makassar akhirnya bisa berkumpul dengan keluarganya setelah disandera Milisi Al Houthi Yaman selama 110 hari. Surya mendarat di Makassar pada Selasa dini hari, 26 April 2022.

Ia didampingi perwakilan Kementerian Luar Negeri dan disambut Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Pemprov Sulsel, Asriady Sulaiman di Makassar.

Kepulangan Surya menjadi kabar gembira bagi keluarganya. Tak ayal, kedatangannya disambut haru oleh keluarga yang telah menantinya di rumah.

"Pertama ketemu dengan keluarga tadi pagi, saya serasa mimpi," ujar Surya saat dikonfirmasi via telepon seluler, Rabu (27/4/22).

Surya adalah chief officer yang bekerja di Kapal Rwabee berbendera Persatuan Emirat Arab (PEA).

Kapal itu disandera oleh Milisi Al Houthi saat bersandar di perairan Yaman pada 3 Januari 2022 lalu.

Surya mengaku mendapat perlakuan baik selama disandera. Bahkan semua kebutuhannya terpenuhi. Kendati demikian, Surya sempat khawatir tidak bisa pulang. Namun berkat negosiasi sejumlah pihak, ia bisa bebas dan pulang dengan lancar dan aman.

"Saya sangat berterima kasih," ujarnya.

Adapun beberapa pihak yang berperan penting dalam kepulangan Surya, diantaranya pemerintah Kesultanan Oman dengan pemerintah Yaman. Lalu ada KBRI di Oman dan Abu Dhabi.

Baca Juga: Walkot Makassar Kunjungi Keluarga Korban Tersandera Pemberontak Yaman

Surya pun menceritakan pengalamannya selama menjadi sandera. Menurut Surya, para penyendera tidak pernah melakukan intimidasi atau perlakuan buruk lainnya.

Pihak Milisi Al Houthi bahkan tidak meminta tebusan sama sekali.

"Awalnya saya sempat ketakutan karena ini kejadian pertama kali. Saya dikasih tahu mereka, Insya Allah kamu bakalan pulang, cuma ini masalah waktu. Karena dari pihak mereka sama sekali tidak minta tebusan apapun. Kita pun ditempatkan di hotel. Semua biaya ditanggung mereka," ungkapnya.

Adapun latar belakang penyenderaan itu, kata Surya, dikarenakan kapal yang ditumpanginya berbendera Abu Dhabi. Akan tetapi, crew kapal bukan musuh mereka.

"Abu Dhabi itu musuh mereka tapi untuk crewnya bukan ancaman. Jadi kita diperlakukan baik. Hanya saja saya juga was-was, karena kita masuk di daerah perang," ucapnya.

Meski trauma dengan kejadian ini, Surya mengaku tetap ingin bekerja di kapal karea profesinya sebagai pelayar.

"Saya harus tetap bekerja di kapal, tapi kalau tujuan ke Timur Tengah kayaknya sudah tidak mau," tandasnnya.

Sementara, Kepala Kesatuan Bangsa dan Politik Pemprov Sulsel, Asriady Sulaiman berterima kasih atas upaya ke Kementerian Luar Negeri memulangkan Surya.

Sejak awal, Asriady yakin, mediasi yang dilakukan pemerintah akan berhasil. Apalagi kasus penyanderaan seperti ini bukan yang pertama kalinya.

Baca Juga: PDAM Makassar Tangani Keluhan, Bantah Adanya Penyanderaan Mobil Tangki

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm