Itu sebabnya, untuk melatih anak jadi pribadi yang disiplin, orang tua perlu memberikan contoh.
Ajarkan anak perihal benar dan salah dengan kata-kata dan tindakan yang tenang.
Membuat aturan yang jelas dan konsisten
Aturan yang jelas dan konsisten akan lebih mudah diterapkan oleh anak. Selain itu, anak juga jadi tidak bingung tentang apa yang sebenarnya harus ia lakukan, karena peraturan berlaku konsisten.
Anda perlu memberikan batasan-batasan yang jelas terkait perilaku yang benar dan tidak atau boleh dan tidak boleh dilakukan.
Namun, perlu diingat bahwa aturan yang jelas bukan berarti terlalu ketat. Jangan sampai anak merasa dikekang atau terlalu diatur. Biarkan anak tetap mencoba hal-hal baru sesuai dengan usianya.
Jelaskan Alasan Dibalik Aturan yang Dibuat
Dalam hal membantu anak-anak belajar bagaimana membuat pilihan yang sehat, pendekatan otoritatif adalah yang terbaik karena membantu anak-anak memahami alasan peraturan tersebut.
Daripada mengatakan, "Kerjakan pekerjaan rumah sekarang karena Ibu bilang begitu," coba jelaskan alasan yang mendasari aturan tersebut.
Katakan, "Ini adalah pilihan yang baik untuk mengerjakan pekerjaan rumah terlebih dahulu dan kemudian memiliki waktu luang nanti, karena jika kamu mengerjakannya saat malam hari, kamu akan mengantuk dan tugas sekolah bisa-bisa tidak bisa diselesaikan dengan baik".
Jangan juga berikan penjelasan yang panjang lebar, dan pilihlah alasan yang singkat dan masuk akal.
Baca Juga: 10 Orang Paling Kaya di Indonesia Versi Forbes 2022, Ada Raffi Ahmad?
Memberikan konsekuensi
Cara mendidik anak agar disiplin mematuhi peraturan perlu diimbangi dengan memberikan konsekuensi. Konsepnya mirip dengan reward and punishment.
Dengan tenang dan tegas, cobalah untuk menjelaskan konsekuensi yang akan anak dapatkan jika tidak menaati peraturan. Tentunya setelah Anda menjelaskan alasan peraturan tersebut dilakukan.
Dalam memberikan atau menjelaskan konsekuensi, hindari menggunakan kata-kata atau intonasi yang kasar, sehingga terkesan memarahi anak.
Cobalah dengan lembut dan jelas agar anak benar-benar mengerti akan konsekuensi, bukan merasa takut.
Misalnya, saat anak tidak mau membereskan mainannya, berikan konsekuensi dengan melarangnya bermain pada hari itu.
Memberikan konsekuensi secara logis adalah cara yang baik untuk membantu anak yang berjuang dengan masalah perilaku tertentu.
Memberikan pujian
Selain konsekuensi, penting bagi orang tua untuk memberikan pujian kepada anak atas hal baik yang telah mereka lakukan, atau aturan yang telah mereka jalani dengan baik.
Ini membuat mereka merasa dihargai atas usaha mereka, serta membuatnya lebih termotivasi dan bersemangat melakukan kedisiplinan atau hal baik lainnya.
Baca Juga: Diki-Dikit Jadi Konten, Waspada Ini 7 Bahaya Oversharing di Medsos!