Sonora.ID - Lebih dari 2 tahun sudah Indonesia dan dunia berada di bayang-bayang pandemi Covid-19 yang membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia yang ada di dalamnya, tetapi agaknya belakangan ini pandemi pun sudah mereda.
Tak sempat menghela napas panjang, saat ini Badan Kesehatan Dunia (WHO) baru saja mengumumkan munculnya virus yang menyebabkan hepatitis akut pada anak.
Merespon pernyataan yang disampaikan oleh WHO, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun meminta semua pihak untuk mewaspadai adanya penyebaran virus hepatitis akut pada anak tersebut.
Dikutip dari Kompas.com, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Maxi Rein Randonuwu menyatakan bahwa hingga saat ini masih belum ditemukan penyebab dari penyakit tersebut.
Bahkan sudah dilakukan pemeriksaan laboratorium tetapi virus masih belum terdeteksi.
“Pemeriksaan lab telah dilakukan dan virus hepatitis A, B, C, D, dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut,” ungkapnya menegaskan.
Dengan demikian, Kemenkes pun mengeluarkan Surat Edaran (SE) untuk melakukan pengawasan guna antisipasi penyebaran penyakit tersebut.
SE ini dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan pemerintah daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, kantor kesehatan pelabuhan, sumber daya manusia kesehatan, dan pemangku kepentingan.
“Dukungan untuk kewaspadaan dini penemuan kasus hepatitis akut yang tidak diketahui etiologinya,” sambung Maxi.
Baca Juga: Pekan Imunisasi Dunia, Imunisasi di Jabar Belum Capai Target!
Gejala hepatitis akut pada anak
“Gejalanya ditandai dengan kulit dan sklera berwarna kuning, dan urin berwarna gelap yang timbul secara mendadak,” paparnya.
Hingga saat ini, penyebab kematian karena hepatitis akut pada anak belum diketahui asal-usulnya, tetapi Juru Bicara Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi menyatakan beberapa gejala yang bisa disadari sedini mungkin sehingga mengurangi risiko kematian.
Pihaknya mengimbau agar orang tua bisa langsung membawa buah hatinya ke fasilitas kesehatan terdekat ketika menunjukkan gejala-gejala tersebut.