Sonora.ID - Setiap orang tentu ingin menjalin hubungan yang erat dengan pasangan. Tapi benarkah namanya cinta jika pasangan terlalu menguasai kehidupan pribadi kita?
Jika alasannya karena mencintai pasangan, cobalah tanya pada diri sendiri manfaat apa yang kamu terima darinya sebagai pasangan mu yang belum menjadikan mu sebagai seorang istri.
Apalagi jika pasangan kita seolah menerapkan aturan sepihak seperti ia memaksakan kita untuk wajib berkomunikasi melalui telepon setiap hari hingga berjam-jam, meski jarak tempat tinggal yang pasangan dan kamu tinggali, tidak begitu jauh.
Jika kalian merasa dalam posisi itu, maka kemungkinan besar tanpa kalian sadari, hubungan kalian terjerat dalam “Enmeshed Relationship”. Dimana hubungan ini merupakan sebuah jalinan yang tidak sehat atau bisa kita sebut sebagai hubungan terikat. Kedekatan tersebut dapat menghilangkan dan mengaburkan batasan pribadi dalam sebuah hubungan.
Baca Juga: Anti Cowok Posesif, 5 Zodiak Wanita ini Paling Mandiri, Tidak Suka Diatur Pria!
Menurut Psikiater Era Dutta, hubungan erat yang mengaburkan batasan, sampai-sampai semua orang yang terlibat, tidak memiliki ruang untuk menjadi diri sendiri dan akhirnya melakukan apa yang sebenarnya tidak mereka sukai.
Menurutnya, jenis hubungan ini awalnya membuat orang merasa dicintai, dan mereka baru sadar telah terjebak dalam hubungan yang tidak sehat begitu sifat-sifat buruk orang tersayang (pasangan) terkuak.
“Hubungannya bisa menjadi tidak sehat bagi salah satu dari mereka, tetapi biasanya kedua individu juga terlibat,” terang Dutta.
“Layaknya banyak hal dalam dunia psikiatri, kebiasaan menempel dengan pasangan sering kali berkaitan dengan cara orang tua mengasuh anak.” sambungnya
Dutta menjelaskan, dalam beberapa kasus yang acapkali ia temui, orang tua terlalu berlebihan mengendalikan dalam setiap aspek kehidupan anak. Tanpa mereka sadari, orang tua menanamkan rasa takut akan ketidakpastian serta ketidaksiapan akan menghadapi dunia luar pada diri anak. Anak pun hanya bisa bersembunyi di balik bayangan orang tua yang semakin membuat mereka memiliki rasa ketergantungan teramat sangat dengan orang tua mereka.
Maka dari situlah pandangan mereka tentang hubungan yang ideal terbentuk. Bagi mereka, orang yang saling mencintai sangat terikat satu sama lain. Mereka harus melakukan segala sesuatunya secara bersamaan.
Baca Juga: Menjalani Hubungan Pacaran Menjadi tidak Nyaman, Karena Si Cowok Selalu Mengekang dan Super Posesif?
Jadi, apa yang harus kita lakukan jika pasangan kita tidak menghargai privasi diri kita? Tentunya kita harus membicarakan solusinya secara baik-baik. Namun jikalau hal tersebut tidak berhasil, cara paling ampuh yaitu mengakhiri hubungan dengan pasangan kita demi kewarasan jiwa dan ketentraman hati.
Psikiater Era Dutta menganjurkan agar kita tidak menjauhkan diri dari orang-orang terdekat demi pacar.
“Teman atau orang terdekat biasanya bisa melihat jika ada yang berubah dari dirimu, dan mereka akan memperingati kalau kamu berada dalam hubungan yang terlalu terikat” jelasnya
Dutta juga menganjurkan untuk memperhatikan apakah sikap dan pandanganmu semakin lama semakin mirip dengan pasangan.
“Kemungkinan kamu jadi sering mendengarkan lagu favorit pasanganmu atau makan makanan kesukaan mereka. Kamu mungkin memaksakan diri menonton film kesukaan mereka daripada film populer yang kamu sukai. Jadi tanyakanlah pada dirimu sendiri terlebih dahulu, apakah kebiasaan baru ini memang sejalan dengan jati dirimu yang sesungguhnya? Kamu mungkin juga merasa jenuh dengan pacar karena semuanya mudah ditebak.” tuturnya seraya memperingati.
Kesimpulan dari pemaparan di atas yang dapat kita petik ialah, jangan terlalu berlebihan terhadap pasangan (budak cinta). Karena hal tersebut dapat menjadi bibit dari pecahnya hubungan yang kalian bangun dengan pasangan. Maka berhati-hatilah dalam menyikapi dan bertindaklah secara normal. Sejatinya seperti yang kita ketahui, apapun yang berlebihan tidaklah baik. Benar begitu bukan?
Baca Juga: Bukan Hanya ke Pacar, Simak 4 Tips Stop Posesif kepada Sahabat!