Sonora.ID - Setelah 2 tahun kegiatan belajar dan mengajar dilakukan dari rumah masing-masing, saat ini hasil evaluasi Covid-19 di Indonesia menunjukkan bahwa Pembelajaran Tatap Muka (PTM) sudah aman untuk dilakukan 100 persen.
Kebijakan tersebut tetap berjalan beriringan dengan protokol kesehatan yang masih terus disiplin dilakukan hingga saat ini.
Dikutip dari Kompas.com, pemerintah sudah mengizinkan PTM dilakukan hingga 100 persen di masa pandemi Covid-19 ini, namun kebijakan ini dilakukan hanya untuk wilayah PPKM level 1 dan 2.
Bahkan tak hanya itu, pemerintah juga mengizinkan pedagang makanan di sekitar sekolah yang 2 tahun yang lalu selalu mendapatkan pembeli karena murid-murid sekolahan, sudah boleh kembali melakukan penjualan.
Meski demikian, masih berkaca dengan pandemi, pedagang makanan tersebut perlu melakukan koordinasi dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 yang ada di masing-masing sekolah dan berkoordinasi dengan wilayah setempat.
Hal ini disampaikan langsung dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19.
“Pedagang yang berada di luar gerbang di sekitar lingkungan satuan pendidikan diatur oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di wilayah setempat bekerja sama dengan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 pada satuan pendidikan,” bunyi salah satu poin dalam SKB tersebut.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Suharti juga menegaskan bahwa pedagang makanan boleh berjualan, tetapi tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan aturan PPKM.
Ditambah lagi, saat ini pihak kesehatan dunia dan Indonesia juga sedang terus meneliti terkait virus yang menyebabkan hepatitis akut misterius pada anak.
Baca Juga: Waduh! Hepatitis Akut Misterius Makin Meluas di Jakarta, Siswa Kembali Belajar dari Rumah?
Diketahui bahwa salah satu cara yang dilakukan untuk menangkal hepatitis akut tersebut adalah dengan menjaga kebersihan makanan yang masuk ke dalam tubuh, termasuk kebersihan alat makan yang digunakan.
Sedangkan, pedagang di pinggir jalan memiliki potensi untuk terpapar debu, sehingga hal ini juga patut dipertimbangkan.
“Pastikan anak-anak kita mengonsumsi makanan yang bergizi dan dimasak dengan baik,” ungkap Suharti masih dikutip dari sumber yang sama.
Sebelumnya, berkaca dari hepatitis akut yang menyebabkan kematian 5 anak di Indonesia, muncul wacana untuk menunda PTM tersebut, namun pihak tenaga kesehatan masih terus mengumpulkan data untuk akhirnya memutuskan apakah kebijakan tersebut perlu dikeluarkan atau tidak.
Hingga saat ini, penelitian terkait hepatitis akut masih terus dilakukan, sehingga orang tua diminta untuk terus waspada dan peka dengan gejala-gejala yang ditunjukkan.
Baca Juga: Bertambah! 15 Anak Diduga Alami Hepatitis Akut, PTM Masih Dilanjutkan